Salurkan Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf anda ke ZISWAF al-Muhajirin

Panitia Renovasi Masjid Al-Muhajirin

renovasi Masjid Al-Muhajirin ke Bank Syariah Mandiri KCP Jatinangor an. Panitia Renovasi Al Muhajirin Nomor Rekening 1000-555-777

iklan

jazakamullah ahsanal jaza' semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan balasan yang terbaik. aamiin yaa robbal 'alamiin...

Kamis, 20 Desember 2012

MUI: UMAT ISLAM TIDAK USAH UCAPKAN SELAMAT NATAL

 
Majelis Ulama Indonesia menyarankan umat Islam tidak mengucapkan selamat Natal kepada pemeluk agama Nasrani. "Itu jadi perdebatan, sebaiknya enggak usah sajalah," kata Ketua MUI Bidang Fatwa Maruf Amin.

Meskipun melarang, Maruf meminta umat Islam menjaga kerukunan dan toleransi. Dia menyatakan ada fatwa MUI yang melarang untuk mengikuti ritual Natal.

Dia menegaskan, mengikuti ritual Natal adalah haram. "Karena itu ibadah (umat lain)," kata dia.

MUI telah mengeluarkan fatwa pada 1981 di masa Ketua Umum MUI Prof. Dr. Buya Hamka. Fatwa MUI yang ditandatangani Ketua Komisi Fatwa KH. Syukri Ghazali dan Sekretaris H. Masudi. Isi fatwa ini menyatakan haram mengikuti perayaan dan kegiatan Natal

2 komentar:

  1. kalau menurut saya,mengucapkan selamat natal itu bukan berarti kita merestui amalan mereka,coba kita tanya diri sendiri apakah kita dengan mengucapkan itu berarti merestui amalan mereka, kalau ya maka jangan lakukan atau hanya sekedar basa-basi atau pertemanan saja dan sebagai bentuk toleransi umat beragama (lakum dienukum waliyadiin), sama hal nya mereka mengucapkan selamat idul fitri atau mengucapkan assalamu 'alaikum merka tidak berarti ikut dengan kita. Seperti kita merayakan tahun baru masehi 2013 nanti bukan berarti kita merayakan tuhan yesus, bukan?. Dalam islam ada prinsip balaslah suatu amalan minimal sama atau lebih. Tapi sebagai bentuk ke hati-hatian himbauan diatas bagus juga kita ikuti.

    BalasHapus
  2. Insya Allah, nanti kita akan kupas secara sumuli (utuh) bagaimana Alquran memberi pedoman dan bagaimana Nabi saw memberi contoh tehadap persoalan diatas, sehingga kita bisa memahaminya berdasarkan iman & ilmu, bukan berdasarkan ukuran perasaan dan pikiran semata. beramal sesuai contoh Rasulullah saw.

    BalasHapus