Salurkan Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf anda ke ZISWAF al-Muhajirin

Panitia Renovasi Masjid Al-Muhajirin

renovasi Masjid Al-Muhajirin ke Bank Syariah Mandiri KCP Jatinangor an. Panitia Renovasi Al Muhajirin Nomor Rekening 1000-555-777

iklan

jazakamullah ahsanal jaza' semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan balasan yang terbaik. aamiin yaa robbal 'alamiin...

Kamis, 31 Januari 2013

MENI’MATI NI’MAT



Ust. Aminudin

MENI’MATI NI’MAT

Ni’mah kemudian diadops dalam bahasa kita menjadi ni’mat/nikmat dalam bahasa bahasa aslinya (baca: Arab) dipergunakan untuk hal-hal yang menggambarkan kehalusan dan kelembutan, makanya taman yang indah yang penuh dengan bebunga berbagai warna dinamai (عمة النا) al-na’imah atau (مة نعا) nu’amah mengandung arti kegembiraan dan kesenangan. Dengan demikian ni’mat dari segi kata dipahami sebagai sesuatu yang memberi kelembutan, kesenangan dan kegembiraan. Sedangkan menurut istilah para ulama ni’mat itu dijelaskan dalam ari berbagai anugerah yang dilimpahkan Allah Swt baik yang bersifat materi maupun spiritual.
Ada satu tuntunan dan masih banyak lagi tuntunan lain bagaimana kita meni’mati  ni’mat, salah satunya dengan menyebut-nyebutnya . Sebagaiamna Allah swt firmankan dalam QS. 93 : 11
واما بنعمة ربك فحدث
 “ Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.”
Memberitakan anugerah yang didapat dari Allah Swt baik berupa materi maupun  berupa kedudukan kepada orangtua, tetangga dan teman sejawat, atau juga kepada saudara yang jauh maupun dekat yang disertai dengan rasa puas, dengan tidak disertai rasa dan maksud riya merupakan salah satu bentuk wujud dari kesyukuran kepada Allah Swt. dan merupakan bentuk pengejewantahan meni’mati ni’mat. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa : jika engkau memperoleh kebajikan atau mengamalkan kebaikan maka ceritakanlah hal itu dianjurkan kepada saudaramu yang engkau percayai.
Menampakkan nikmat tidak hanya dalam bentuk kata-kata, tapi boleh juga dalam bentuk sikap praktis. Hal ini terungkap dalam satu riwayat dimana salah seorang sahabat yang sebetul ia kaya tapi dalam suatu majlis Rasulallah Saw ia berpenampilan jelek, berpakaian jelek. Rasul bertanya kepadanya: “Apakah engkau mempunyai harta?” sahabat itu menjawa: ”Saya mempunyai berbagai-bagai harta.” Mendengar jawaban itu Rasul melanjutkan lagi sabdanya: ”Apabila Allah menganugerahkan kepadamu harta hendaklah terlihat bekas/tanda (adanya anugerah itu) pada dirimu.”
Dalam riwayat lain dikatakan Rasulallah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Mahaindah, senang akan keindahan dan senang pula melihat bekas/tanda (betapa besar) ni’mat (yang dianugerahkan-Nya) kepada hambanya.”
Dengan demikian bolehlah kita berpakaian yang bagus berkendaraan yang bagus saat kita mendatangi masjid untuk shalat, ta’lim maupun i’tikaf, tidak hanya mo’ kondangan ajach!






Tidak ada komentar:

Posting Komentar