Salurkan Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf anda ke ZISWAF al-Muhajirin

Panitia Renovasi Masjid Al-Muhajirin

renovasi Masjid Al-Muhajirin ke Bank Syariah Mandiri KCP Jatinangor an. Panitia Renovasi Al Muhajirin Nomor Rekening 1000-555-777

iklan

jazakamullah ahsanal jaza' semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan balasan yang terbaik. aamiin yaa robbal 'alamiin...

Senin, 18 Februari 2013

PERSAKSIAN UMAT MUHAMMAD


Aris Saptiono
PERSAKSIAN UMAT MUHAMMAD
Dan begitulah Kami (Allah) telah jadikan kalian (muslimin) satu umat yang terpilih, supaya kalian jadi saksi atas manusia, sedang Rasul jadi saksi atas kalian... Q.S. Al Baqarah : 143
Tafsir Mufradat
Makna (Alwasathu) pada ayat diatas adalah (Alkhiyaaru) terpilih dan (Alajwadu) terbaik. Sebagaimana dikatakan untuk orang quraisy, Awsathu bangsa Arab baik nasab maupun tempat,yakni yang terbaik dari bangsa Arab. Rasulullah saw. pun merupakan (Wasathaa) diantara kaumnya,yakni nasabnya termulia diantara mereka. Serta kalimat (Ashsholatul wustha) seutama-seutama salat yakni ashar. Umdatu Tafsir, I : 263
(Alwasathu) juga dimaknai (Al’adlu) (adil/pertengahan), karena sebagaimana Kabah kiblat kaum muslimin itu (Wasathul ardhu) tengah-tengah bumi, maka (wakadzalika ja’alnaakum ummatan wasathaa) maknanya, kalian dibawah para Nabi tapi diatas seluruh umat. Al Qurtubi, II : 153
Munasabah Ayat
Ayat diatas (Al Baqarah : 143), berada pada rangkaian ayat-ayat yang menerangkan perpindahan kiblat kaum muslimin dari Baitul Maqdis di Palestina ke Baitullah di Makkah.
Adalah Yahudi dan Nasrani mengaku bahwasannya Ibrahim dan para nabi setelahnya adalah dari golongan mereka, serta kiblat mereka adalah Baitul Maqdis. Ketika Nabi saw. berada di Makah dan beberapa bulan di Madinah beliau pun berkiblat ke Baitul Maqdis. Namun ketika beliau diperintah untuk menghadap ke Kabah, mereka (ahli kitab) mencacinya dan menjadikan hal itu sebagai alasan untuk tidak menerima Islam. Mereka berkata, “Muhammad telah meninggalkan bapak-bapaknya, dalam waktu singkat ia telah kembali kepada agama kaumnya”. Maka Allah menurunkan rangkaian ayat yang menerangkan perpindahan kiblat sebagai jawaban atas tuduhan mereka. Ash Shabuni, I:101
Diantara rangkai ayat mengenai perpindahan kiblat itu, ayat diatas merupakan penekanan firman Allah swt, bahwasannya, “Justru Kami (Allah) pindahkan kiblat kalian ke kiblat itu bagi kalian untuk Kami jadikan kalian umat terbaik diantara seluruh umat, supaya kalian pada hari kiamat menjadi saksi atas umat lainnya, karena semuanya tahu keutamaan kalian. Umdatut Tafsir, I:263
Tafsir Ayat
Allah swt. menjadikan kaum muslimin sebagai satu umat yang terpilih dan terbaik dengan berbagai macam kelebihan dan keutamaan yang tidak dimiliki oleh umat-umat lainnya. Seperti sabda Rasulullah saw, “Umatku diberi tiga perkara yang tidak diberikan selain kepda para Nabi. Yaitu apabila Allah mengutus seorang nabi, Ia berfirman kepadanya, “Berdoalah kepadaKu pasti Ku ijabah permohonanmu”, dan begitu pun kepada umat ini, “Berdoalah kalian kepadaKu,pasti Kuijabah permintaan kalian”. Apabila Allah mengutus seorang Nabi, Ia berfirman, “Tidaklah Ia jadikan atasmu dalam agama perkara yang berat”, begitu pun kepada umat ini, Tidaklah dalam agama ini Kami jadikan perkara berat”. Dan apabila Allah mengutus seorang Nabi, Ia menjadikan saksi bagi kaumnya, begitu pun Ia jadikan umat ini saksi atas manusia. H.R. At Tirmidzi
Gelar sebagai umat terpilih dan terbaik bagi umat muslimin, tentu bukan sekedar gelar yang diraih begitu saja. Tetapi sepantasnya dan seharusnyalah kaum muslimin dapat meraih, memperjuangkan, serta mempertahankan gelar tersebut menjadi umat terbaik dari seluruh umat.
Persaksian di Dunia dan Akhirat
Pilihan Allah swt. terhadap umat ini (muslimin) dimaksud sebagai wujud agar mereka menjadi saksi bagi seluruh manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
Oleh karena itu kau muslimin harus menjaga sebaik mungkin kemurnian iman serta kualitas amal salehnya, agar setiap kali melontarkan satu penilaian selalu menghasilkan sebuah penilaian yang netral dan jernih yang bersumber dari cahaya keimanan dan cermin kesalehan mereka.
Rasulullah saw. bersabda :
Hampir saja kalian tahu yang sebenarnya orang terbaik dan terjelek dari kalian. Para sahabat bertanya, “Dengan apa ya Rasulullah?”. Beliau menjawab, “Dengan sebutan baik dan sebutan jelek dari kalian. Sebab kalian adalah saksi Allah di muka bumi ini. H.R. Ahmad dan Ibnu Majah
Walaupun sangat sulit untuk dibuktikan karena hanya Allahlah Yang Maha Tahu. Rasulullah saw. sangat mempertimbangkan penilaian kaum muslimin mengenai baik buruknya seseorang. Sebagaimana perkataan Jabir bin Abdillah, “Satu waktu Rasulullah saw. melayat jenazah Bani Salamah, aku ikut disamping beliau. Sebagian mereka berkata,”Demi Allah Ya Rasulullah! Dialah sebaik-baik orang, dia seorang muslimin saleh”. Mereka pun menyebut-nyebut kebaikanya. Rasul saw. bertanya, Benarkah yang engkau katakan itu?” sesorang menjawab,”Masalah batinnya hanya Allah yang tahu, tapi begitulah yang tampak pada kami”. Maka Nabi saw. bersabda, “Banar jika demikian tentu ia masuk surga’. Dilain waktu beliau melayat jenazah di Bani Haritsah, dan aku pun bersama beliau. Sebagian mereka berkata, “Ya Rasulullah saw! Dialah sejelek-jelek manusia, kasar sekali ucapannya”. Mereka pun menyebutkan kejelekannya. Rasul bertanya kepada sebagian mereka, ‘Benarkah yang engkau katakan itu?’ Orang iru menjawab, Msalah batinya hanya Allah yang tahu, tapi begitulah yang tampak pada kami. Maka Rasulullah saw. bersabda, ‘Jika benar demikian tentu ia masuk neraka. H.R. Al Hakim dam Ibnu Mardawaih
Pada riwayat lain Rasulullahbersabda,”Muslimin mana saja yang disaksikan kebaikannya oleh empat orang, maka Allah akan memasukkannya ke surga”. Kami bertanya, “Bagaimana kalau oleh tigaorang?” Tanya kami lagi, “Bagaimana kalau oleh dua orang?”Jawabnya,”Dua orang pun begitu”. Dan kami pun tidak menanyakan bagaimana kalau oleh seorang”. H.R. Ahmad
Riwayat ini menunjukan bahwa yang menjadi masalah bukan empat, tiga, dua orangnya, bukan kuantitasnya tetapi kualitas orang yang memberi kesaksian . Artinya dengan kualitas orang seperti apa, sewaktu hidupnya si mati bergaul hingga tahu segala amalnya yang dengan penilainya itu ia menjadi ahli surga atau neraka.
Di akhirat pun kaum muslimin akan menjadi saksi bagi seluruh umat lainnya. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, “Nabi Nuh akan dipanggil pada hari kiamat, ia menjawab, ‘Ya Rabbi aku penuhi panggilanMu’. Ia ditanya, ‘Sudahkah engkau bertabligh?’ Nuh menjawab, ‘Ya. Kemudian ditanyakan kepada umatnya,’Apakah Nuh sudah bertabligh pada kalian?’ Mereka menjawab, ‘Tidak ada yang datang pada kami seorang pun pembawa ancaman’. Kemudian ditanyakan lagi kepada Nuh,’Siapa yang menjadi saksi bagimu?’ Ia menjawab,’Muhammad dan umatnya’. Maka mereka (kaum muslimin) memberi persaksian bahwasannya Nuh benar telah bertabligh... Umat-umat itu bertanya, ‘Bagaimana mungkin bisa memberi persaksian kepada kami orang yang tidak bertemu dengan kami?’. Allah swt. pun bertanya kepada kaum muslimin, ‘Bagaimana kalian memberi persaksian kepada orang yang tidak bertemu dengan kalian?’. Kaum Muslimin menjawab,’Ya Tuhan kami, engkau mengutus kepada kami seorang rasul, dan Engkau turunkan kepada kami janjiMu dan kitabMu. Engkau kisahkan kepada kami bahwasannya mereka (para nabi) telah bertabligh maka kami bersaksi dengan janjiMu’. Allah berfirman, ‘Mereka itu benar’.”H.R. Al Bukhari dan Ibnu Mubarak.
Khatimah
Bercermin dari keterangan-keterangan diatas, sebagai saksi Allah didunia dan akhirat, kita kaum muslimin hendaknya selalu menjaga kemurnian iman dan kualitas amal saleh, serta meghilangkan rasa permusuhan terhadap saudara sesama muslim, agar setiap penilaian kita selalu jernih dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kita hendaknya juga selalu waspada terhdapa siapa pun yang berdasarkan penilaian kita merupakan ancaman bagi Islam dan kaum muslimin, termasuk kewaspadaan atas mereka yang secara lahiriah wajahnya terbalut dengan berbagai ancaman kebajikan semu.
Wallahua’lambishshawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar