Salurkan Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf anda ke ZISWAF al-Muhajirin

Panitia Renovasi Masjid Al-Muhajirin

renovasi Masjid Al-Muhajirin ke Bank Syariah Mandiri KCP Jatinangor an. Panitia Renovasi Al Muhajirin Nomor Rekening 1000-555-777

iklan

jazakamullah ahsanal jaza' semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan balasan yang terbaik. aamiin yaa robbal 'alamiin...

Jumat, 24 Mei 2013

POHON PUN MALU BERBUAH

Aris Saptiono


POHON PUN MALU BERBUAH
Dunia ini seperti kebun yang dihiasi dengan lima macam : ilmu para ulama, keadalian para pemimpin, ketaatan ibadah hamba-hamba Allah, kejujuran para penguasa dan kejujuran para pekerja.
Setan tidak senang dunia menjadi indah karena terhias dengan kelima macam hiasan itu, maka ia pun berusaha mendampingkan dengan lima macam pula, didampingkannya hasud disamping ilmu, kalaliman disamping keadilan, ria disamping ibadah, khianat disamping amanat dan kepalsuan disamping kejujuran.
Ilmu ulama itu tak ubahnya seperti air jernih yang mengalir dari sumbernya, keadilan pemimpin seperti penetap berbagai kebijakan agar air itu sampai ke bagian-bagian bumi dengan merata, sehingga tak sejengkal pun terdapat yang tidak mendapatkan bagian yang seharusnya. Pohon-pohon berbuah subur, binatang-binatang baik yang merayap di bumi maupun yang terbang diudara, semua mendapatkan kenikmatan dan kenyamanan hidup, karena tak pernah mendapatkan perlakuan yang tidak adil.
Keimanan dan ketakwaan penghuni negeri, membuat malu pohon-pohon bila tidak berbuah, demikian pula manusia akan selalu menikmati kecukupan. Tidak akan ada dalam dirinya rasa takut kekurangan, karena langit pun tiada hentinya mengangkat air dari bumi dan menurunkannya kembali dengan tidak membahayakan.
Dan kalau penduduk negeri-negeri itu beriman serta bertakwa, niscaya Kami karuniakan kepada mereka karunia-karunia dari langit dan bumi, namun mereka mendustakan, kemudian Kami menyiksa mereka, karena apa yang mereka telah usahakan.                  Q.S. Al A’raf : 96



Bila kelima macam penghias dunia itu telah terwujud, maka mereka tak akan dipimpin kecuali oleh pemimpin yang sesuai dengan keadaan mereka itu, Nabi saw. bersabda :
Sebagaimana keadaan kamu, maka dengan manusia seperti itulah kamu akan dipimpin.
Tetapi apabila kelima penghias dunia itu telah dikalahkan oleh kelima usaha-usaha iblis, maka mulailah pintu azab terbuka, baik dari atas maupun dari bawah.
Katakanlah (Muhammad) Dia-lah yang berkuasa untuk membangkitkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kamu, atau Ia akan mencampuradukkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan akan merasakan kepada sebagian dari kamu keganasan sebagian dari yang lain, perhatikanlah, bagaimana Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami yang silih berganti, agar kamu memahaminya. Q.S. Al An’am : 65
Sahabat Jarir meriwayatkan, bahwa tatkala turun ayat “Katakanlah, Dia-lah yang berkuasa untuk membangkitkan azab kepadamu adri atas kamu” Rasulullah mengucapkan “ A’uudzu biwajhika (Aku berlindung pada keridhaanMu, dan tatkala turun ayat,.... atau dari bawah kaki kamu, “Beliau mengucapkan, “ A’uudzu biwajhika (Aku berlindung pada keridhaanMu dan tatkala turun ayat : Dan akan merasakan kepada kamu azab sebagian dari kamu sebagian dari yang lain” Rasulullah saw. mengucapkan : Ini lebih ringan. H.R. An Nasai
Persatuan dalam pencampuradukkan dan saling merasakan kekejaman keduanya lebih ringan, daripada timbulnya azab karena kelaliman pemimpin atau karena tuna tertib dan tuna malunya bawahan, karena kedua itu dapat diredam dengan keadilan pemimpin.
Sa’ad bin Abi Waqas mengatakan, “Kami berangkat bersama Rasulullah saw. hingga sampai di mesjid Bani Muawiah, beliau masuk dan salat dua rakaat, maka kami pun salat bersamanya, kemudian beliau munajat kepada Tuhan azza wa jalla dengan  munajat yang lama, setelah itu beliau bersabda, “Aku memohon kepadaNya tiga macam : Agar umatku tidak binasa karena bencana banjir, maka Ia memberinya, aku memohon kepadaNya agar umatku tidak terkena bencana kelaparan, maka Ia memberinya, dan aku memohon kepadaNya agar ia tidak menjadikan kehancuran mereka karena ketidakadilan dan kejahatan diantara pemimpin-pemimpin mereka, maka Ia tidak mengabulkannya.             H.R. Ahmad
Wallahu a’lam bish-shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar