ustd. Cecep SH (Ketua Panitia Renovasi Masjid Al-Muhajirin) |
Siapakah yang mau untung?, Siapakah yang ingin untungnyaberlipat? (sambungan Kultum Shubuh tgl. 9 jan 2013)
Alloh S.W.T
berfirman dalam Al-Qur’an
SuratAl-Baqoroh
ayat 261: "Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang
Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."
“Siapakah
yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan
hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya
dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”
(QS. Al Baqarah: 245)
”Adapun orang yang memberikan
(hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, Dan membenarkan adanya pahala yang
terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah
(kesuksesan).”(QS. Al-Lail (92): 5-7)
Hadits dari Usman bin Affan ra: ”Barang
siapa yang membangun sebuah masjid karena mengharapkan keridhaan Allah SWT,
maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga. (H.R
Bukhari dan Muslim).
Hadist dari Ali bin
Abi Thalib a, “Barangsiapa membangun masjid dari hartanya, niscaya Allah akan
membangunkan baginya sebuah rumah di surga.”(H. R Ibnu Majah)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
sesungguhnya Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
“Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun
kepada mereka dua malaikat.
Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”,sedangkan yang satu lagi
berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)”(HR
Bukhary 5/270)
Dari Abu
Hurairah r.a: “Ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w. lalu berkata: “Ya
Rasulullah, sedekah manakah yang teragung pahalanya?” Rasulullah s.a.w.
bersabda:
“jikalau
engkau bersedekah, sedangkan engkau itu masih sehat, dan sebenarnya engkau
merasa sayang mengeluarkan sedekah itu, karena takut menjadi fakir dan engkau
amat mengharap-harapkan untuk menjadi kaya. Tetapi janganlah
engkau menunda-nunda, sehingga apabila nyawamu telah sampai di
kerongkong lalu berkata: “Untuk si Fulan itu, yang ini dan untuk si Fulan ini,
yang itu, sedangkan orang yang engkau maksudkan itutelah memiliki apa yang
hendak kau berikan.” (Muttafaq
‘alaih)
SEDEKAH
tidak perlu menunggu harta cukup nishab atau menunggu banyak harta.
Dianjurkan
untuk senantiasa bersedekah dalam kondisi apapun. Sebagaimana Firman Allah Swt
yang artinya: “(Yaitu) orang-orang yang
menafkahkan/menyedekahkan (hartanya), baik di waktu lapang (banyak rizki)
maupun sempit (tidak banyak rizki), dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.” (QS. Al-Imron (3): 134)
Sahabat Ali
bin Abi Thalib dalam sebuah riwayat ketika memiliki empat dirham. Ia
menyedekahkan satu dirham waktu malam, satu dirham saat siang hari, satu dirham
secara terang-terangan, dan satu dirham lagi secara diam-diam.
Adakah yang
mau meminjamkan kepada Alloh S.W.T? Maka salurkan kekayaan/harta kita melalui
ziswap Al-Muhajirin atau Seksi Dana Pembangunan dan
Pengembangan Mesjid Al-Muhajirin. Biarkan harta kita akan
bergerak mencarikan pahala untuk anda.
(Siga iklan itu teh, punten ah ka para ‘alim ulama, para ustadz dan
Ustadzah biasa urang garut mah seurius bari santai.
Ieu teh sambungan kultum shubuh tadi ari ceramah soh grogi bae)
Salam
Cecep
Tidak ada komentar:
Posting Komentar