Ust. Aminudin, M.Ag |
MEMPERTAHANKAN
SEMANGAT RAMADHAN.
إِنّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا، أَشُهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، اللّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا
وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا مُحَمَّدٍ أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن
,أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِالتَّقْوَى فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى :( وَلَا تَكُوْنُوْا كَالّتِيْ
نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا) (سورة النحل: 92)
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ
أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً
وَأَصِيْلًا
لَا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلّا
إِيّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْن، وَلَوْ كَرِهَ
الْمُشْرِكُوْن، وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْن. لَا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ
صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ
وَحْدَهُ
لَا
إِلَهَ إِلّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْد
Kamum Muslimin dan Muslimat Jamaah Idul Fitri Rahimakumullah
Terasa
sangat cepat Ramadhan berlalu, selamat bagi kita orang-orang yang telah beribadah
dengan maksimal dan penuh keikhlasan, hadiah-hadiah yang begitu banyak telah
dibagikan kepada para pemenang di bulan ini. Tapi cukupkah kita berhenti
beramal dengan selesainya bulan Ramadhan?
Kaum
Muslimin Rahimakumullah…, para ulama mengatakan di antara tanda-tanda
diterimanya suatu ketaatan adalah dilanjutkannya melakukan ketaatan setelah
itu. Demikian juga amal ibadah Ramadhan di antara diterimanya adalah ada
kesinambungan aktivitas ibadah yang
telah yang telah dilakukan selama Ramadhan. Dengan demikian kita mohon kepada
Allah mudah-mudahan sepanjang tahun dipenuhi dengan semangat Ramadhan.
اللهُ اَكْبَرْ (3×)
وَ للهِ اْلحَمْدُ
Kaum Muslimin Rahimakumullah…, di antara semangat Ramadhan yang harus
dipertahan, yaitu:
1. Riqabah Dzatiyah (pengawasan terhadap diri
sendiri)
Selama Ramadhan
penguat komponen-komponen keimanan tertata kembali, yang paling utama yaitu
Riqabah Dzatiyah (pengawasan terhadap diri sendiri), dimana kita yakin bahwa
Allah Swt., senantiasa mengawasi kita sepanjang waktu dan di manapun kita
berada. Saat seorang muslim berpuasa, tidak akan melakukan hal-hal yang
membatalkan puasa meski tidak ada orang yg melihatnya, karena ia yakin bahwa
Allah Swt., senantiasa melihatnya.
Diharapkan
setelah berlalunya Ramadhan, Riqabah Dzatiyah ini senantiasa kita hidupkan,
agar tetap istiqamah melakukan amal-amal kebaikan dan menjauhi
perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt., sehingga tidak ada waktu
bebas melakukan kemaksiatan, meski Ramadhan telah berlalu, karena Allah Swt.,
senantiasa mengawasi kita kapanpun dan dimanapun sepanjang tahun, sebagaimana
Allah berfirman dibanyak ayat, seperti firman-Nya:
Dia
mengetahui (pandangan) mata yang khianat[1])
dan apa yang tersembunyi dalam dada. (QS. Al Ghafir:19)
|
|
|
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia
bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menge-tahui apa yang masuk ke dalam bumi dan
apa yang keluar dari dalamnya, apa yang
turun dari langit dan apa yang naik ke sana.[2])
Dan
Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan.
|
|
|
Maka, jiwa yang
meyakini bahwa Allah senantiasa mengawasi dan mengetahui seluruh
rahasia-rahasianya, akan selalu melakukan pengawasan terhadap dirinya sendiri,
berpikir dahulu dalam setiap rencana dan aktivitas yang akan dilakukan, apakah
sesuai tatanan Allah Swt. atau tidak. Kalau yakin rencana atau aktivitasnya
dibenarkan oleh Allah, baru ia laksanakan, dengan harapan akan mendapat ridha
dari Allah Swt.
2. ‘Ilaj qaswah al qulub wajafa’ alruh (menyirami
hati dan jiwa yang kering)
Pada bulan
Ramadhan, situasi sangat mendukung untuk menyirami hati dan jiwa yang kering,
dengan motivasi yang beragam, seperti dilipatgandakan pahala amalan, amalan sunnah
dinilai dengan pahala wajib, amalan wajib dilipatgandakan sampai 70 kali dari
amalan di luar Ramadhan, di samping ada satu malam yang lebih baik dari seribu
bulan. Kebiasaan baik ini hendaknya berlanjut setelah Ramadhan berlalu, karena
kita sangat membutuhkan penyiraman hati dan jiwa sepanjang tahun. Kalau pada
bulan Ramadhan setiap hari melakukan shalat Tarawikh atau qiyamullail, maka
setelah Ramadhan pun kita disunahkan untuk melakukan qiyamullail, mulai dari
shalat Tahajud, Hajat, istikharah, dan
witir. Begitupun Tadarus kita dawamkan, tidak berhenti karena berakhirnya
ibadah Ramadhan. Masih banyak amalan
lain setelah Ramadhan yang membantu kita dalam menyirami dan mengobati hati dan
jiwayang keras seperti dengan berzikir, doa, I’tikaf dan membantu orang-orang
lemah dengan sedekah dan bentuk lainnya . dengan demikian hati kita menjadi
tenang.
3. ‘Ilaj danaya al alkhlaq ( mengobati akhlak
yang kurang terpuji)
Puasa merupakan
obat yang mujarab bagi penyakit moral yg tidak terpuji. Sebab dengan puasa kita
dilatih keluar dari kebiasaan berlebihan. Bahkan dengan berpuasa kita dilatih
untu mengendalikan empat nafsu, yaitu nafsu perut, farji, amarah, dan
berbicara. Sebagaimana Rasulallah Saw. bersabda :”Jaminlah kepadaku enam dari
diri kalian, maka akan aku menjamin bagi kalian surga, penuhilah jika kalian
berjanji, tunaikan jika diberi amanah, jujurlah jika bicara, jagalah pandangan
kalian, jagalah farji kalian, dan jaga tangan kalian”. (HR Muslim)
Kalau ketika
bulan Ramadhan kita menjaga moralitas dengan baik, pastinya kita dituntut untuk
menjaganya setelah Ramadhan, agar kita menjadi menjadi hamba yang rabbani.
4. Bina’ ruh al tadhiyah ( membangun jiwa
berkorban)
Seorang yang
berpuasa pada bulan Ramadhan, ia telah mengorbankan sesuatu yang sangat disukai
oleh nafsu, makan, minum dan syahwat, sehingga puasa telah mengajarkan kepada
kita untuk menjadi yang siap berkorban di jalan Allah Swt.
Nilai yang mulia
ini, sangat kita perlukan dalam mensukseskan rencana-rencana kita, karena
setiap perjuangan memerlukan pengorbanan. Untuk itu jiwa berkorban hendaklah
tumbuhkembangkan dalam diri kita.
5. Taqwiyah al wa’yi al ijtima (mengasah kepekaan
social)
Setelah
berbagai sarana kebaikan dihamparkan selama Ramadhan untuk membina kesalehan
pribadi setiap muslim, ternyata Ramadhan pun mengasah kepekaan terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Hal ini tercermin pada kewajiban
zakat fitrah, zakat maal, infak dan shadaqah. Hal itu dimaksudkan sebagai
bentuk solidaritas terhadap sesama Muslim. Dengan demikian Ramadhan tidak hanya
mencetak orang shaleh pribadinya juga punya kepekaan social, mau memikirkan
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan umat. Itulah beberapa hal dari
semangat Ramadhan yang harus kita senantiasa pertahankan.
Kamum Muslimin
dan Muslimat Jamaah Idul Fitri Rahimakumullah
Di akhir khutbah ini khatib ingin
mengajak kita bersama untuk mempertahankan kemenangan yang sudah dicapai selama
Ramadhan, ibarat sebuah bangunan ia bagaikan sebuah istana megah yang
mengagumkan maka janganlah diruntuhkan kembali, ibarat sebuah tenunan ia sudah
menjadi pakaian yang sangat indah dipandang mata maka janganlah diurai kembali
benang yang sudah ditenun itu ketika Ramadhan berlalu meninggalkan kita. Inilah
makna dari ayat yang terdapat dalam surat An-Nahl ayat 92 di atas: “
janganlah kalian seperti seorang perempuan yang menenun pakaian di pagi hari
lalu sorenya diurai kembali” betapa sia sianya, betapa ruginya bahkan
betapa celakanya kalau itu yang dilakukan.
Akhirnya
marilah kita sambut hari kemenangan ini sebagai sandaran untuk memulai
kehidupan baru dengan hati dan semangat yang baru, maafkanlah segala kesalahan
lupakan segala kekhilafan agar semua kita mendapatkan ridha dan maghfirah dari
Allah SWT, semoga kita semua diizinkan kembali untuk menikmati indahnya Ramdhan
pada masa yang akan datang. Amin ya rabbal `alamin.
Ya
Allah, ampunilah kami atas dosa dan kesalahan kami yang terdahulu, saat ini dan
mendatng, ampunilah atas dosa akibat
pelanggaran baik yang kami rahasiakan maupun yang nampakan.
“Ya
Allah Yang Mendengar, yang tidak terganggu pendengaran-Nya dengan mendengar
yang lain, yang tidak dikelirukan oleh banyaknya permohonan yang tidak kesal
dengan desakan para pemohon, anugerahilah kami kesejukan ampunan-Mu, anugerahilah kami rasa takut kepada-Mu yang
dapat menghalangi antara kami dan kedurhakaan dan anugerahilah kami ketaatan
yang mengantarkan kami ke surga-Mu, serta limpahkanlah kepada kami keyakinan
yang dapat meringankan berbagai persoalan yang kami hadapi.
“ Ya Allah peliharalah kami, dari depan dan
belakang kami, dari kanan dan kiri kami, dari arah atas dan bawah kami. Kami
berlindung dengan keagungan-Mu sehingga kami senantiasa terpelihara dari
berbagai macam penyakit dan marabahaya.Ya Allah cukuplah Engkau pelindung kami,
Engkau sebaik-baik wakil yang kami dambakan Engkau sebaik-baik penolong yang
kami harapkan.”
Wahai
Allah Yang Maha Hidup, Yang berdiri Sendiri, Tiada Tuhan selain Engkau. Dengan
rahmat-Mu kami memohon pertolongan, dengan kekuatan-Mu kami mohon bantuan, dari
azab-Mu kami mengharap perlindungan, luruskan dan perbaikilah semua keadaan
kami, jangan Engkau biarkan kami sendirian dengan diri kami walau hanya
sekejap, sertai kami ya Allah, bimbinganlah kami ya Allah dalam setiap waktu
dan kesempatan, bimbinglah kami dalam menghadapi segala persoalan.
Ya
Allah Engkaulah yang mengetahui rahasia-rahasia kami. Engkaulah Yang Mengetahui
kebutuhan dan keinginan kami, maka penuhilah ya Allah kebutuhan dan keingan
kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar