LAPORAN KEU DKM & PAN.PEMB. MASJID AL-MUHAJIRIN PER.31 MEI 2014
http://www.mediafire.com/view/x0bi538dx1dgbsx/lap._keuangan_panitia_pemba.masjid_per_31_mei_2014.xlsx
http://www.mediafire.com/view/0ihkdi8id7k9kb3/lap_keuangan_dkm_PER_31_MEI_2014.xlsx
Blog Resmi DKM al-Muhajirin, berisikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus dan juga informasi-informasi yang diperuntukan untuk jamaah al-muhajirin khususnya dan ummat Islam umumnya, juga sebagai sarana berdakwah bagi kaum muslimin dan muslimat. kirimkan artikel jamaah ke almuhajirin026@gmail.com
Panitia Renovasi Masjid Al-Muhajirin
iklan
Rabu, 18 Juni 2014
Selasa, 03 Juni 2014
HAFIDZUN ALIMUUN
HAFIDZUN ALIMUUN
Oleh:
Abdul Wahid
قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ
Artinya: ''BerkataYusuf, 'Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir), sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga (hafidzun), lagi berpengetahuan (alimun).'' (QS Yusuf [12]: 55).
Islam memberikan perhatian besar dalam masalah kepemimpinan.
Rasulullah SAW memerintahkan untuk memilih seorang pemimpin jika ada tiga orang
yang bepergian. Dalam sebuah riwayat dinyatakan; ''Jika tiga orang bepergian,
mereka wajib menunjuk salah seorang di antara mereka sebagai pemimpinnya.'' (HR.
Abu Dawud).
Salah satu panduan bagi kita adalah firman
Allah dalam Q.S. Yusuf ayat 55 yang mengisyaratkan tentang dua kriteria mendasar
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Pertama, hafidzun (yang pandai menjaga).
Seorang pemimpin harus mampu menjaga agamanya dengan selalu menjaga hubungan dengan
Allah SWT (hablumminallah). Seorang pemimpin juga harus mampu menghadirkan
Allah SWT dalam setiap aktivitas dan perilakunya (muraqabatullah).
Melalui hablumminallah dan
muraqabatullah ini, seorang pemimpin tidak akan menjatuhkan dirinya kedalam
perilaku negatif, seperti korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN). Ia akan bekerja dengan amanah, jujur, memiliki integritas,
dan komitmen terhadap kemajuan bangsa dan negara.
Kedua, 'alimun (berpengetahuan). Seorang pemimpin harus memiliki
dan menguasai beragam disiplin ilmu untuk menunjang keberhasilan kepemimpinannya.
Di antara ilmu itu adalah ilmu agama, manajerial dan leadership,
ketatanegaraan, pengetahuan tentang problematika masyarakat, dan ilmu kepemimpinan
lainnya. Dengan kekuatan keilmuan yang dimilikinya, seseorang dapat memimpin secara
profesional, sehingga kebijakan yang dibuatnya akan berorientasi pada kemaslahatan
rakyat yang dipimpinnya.
Rakyat Indonesia, terutama umat Islamnya, yang
saat ini sedang berada dalam suasana hiruk pikuk pemilihan presiden, seyogyanya
mampu untuk mengedukasi dirinya
sehingga menjadi pemilih yang cerdas, yaitu pemilih yang bebas dari berbagai
tekanan dan iming-iming materi. Ingatlah salah dalam memilih pemimpin dan wakil
rakyat akan berakibat fatal bagi masa depan bangsa ini.
Memang, sulit bagi
kita untuk mendapati manusia yang sangat istimewa yang tidak memiliki kekurangan.
Dengan mendasarkan pada keyakinan bahwa manusia adalah mahluk yang pasti
melakukan kesalahan dan dosa, maka, tindakan calon pemilih seperti kita adalah menentukan
mana diantara calon pemimpin itu yang paling sedikit memiliki cela dan paling
banyak memiliki kompetensi. Inipun tentunya akan sangat subyektif, tergantung
dari sudut mana dan siapa yang melihatnya.
Saya mencoba untuk menganalogikan ‘kewajiban’ memilih
ini sebagai upaya seorang muslim dalam berijtihad untuk menentukan sebuah
kepastian hukum. Bukankah Rasulullah SAW dalam sebuah kesempatan dengan para
sahabatnya pernah menyatakan bahwa dua pahala diberikan kepada yang benar dalam
mengambil keputusan (ijtihad) dan satu pahala bagi yang keliru dalam mengambil
keputusannya.
Peristiwa ini terjadi dalam konteks pelaksanaan
sholat wajib lima waktu dalam perjalanan, yang kemudian para sahabat berbeda
dalam memahami perintah yang diungkapkan
oleh rasul sebelum mereka pergi. Dari sini nampak betul bahwa rasul sangat
menghargai keputusan yang diambil seseorang yang dilandasi atas niat baik untuk
menjalankan perintah Allah dan rasulNya.
Begitupun dalam kaitannya dengan pemilihan
presiden Republik Indonesia saat ini. Tentu menjadi masalah yang sulit bagi
kita untuk mendapatkan pilihan yang sempurna. Masing-masing menawarkan dirinya
sebagai calon pemimpin yang memiliki kapasitas, kapabilitas dan kompetensi yang
mumpuni.
Dengan mengacu pada peristiwa sahabat rasul di
atas, maka, kita harus berani untuk mengambil keputusan, apapun dan siapapun
pilihannya. Sambil berharap agar pilihan kita yang terpilih nantinya, maka kita
serahkan “ijtihad” kita tersebut kepada Allah SWT. Mudah-mudahan saja kita tetap
mendapatkan pahala, seandainya nanti pilihan yang kita tentukan ternyata
melenceng dari kesempurnaan sebagaimana sahabat Nabi yang berbeda dalam
menjalankan sholat dalam perjalanan.
Dan, sebagai bekal kita dalam berijtihad adalah kandungan makna dalam Q.S. Yusuf ayat
55 di atas. Semoga Allah senantiasa menganugerahkan hidayahNya kepada kita
semua, sehingga kita mampu menjadi pemilih yang cerdas dan pada akhirnya nanti
bangsa dan negara kita akan menjadi negara dan bangsa yang sejahtera, aman,
adil dan makmur.
Rabu, 14 Mei 2014
ISLAM BERBICARA TENTANG BURUH
ISLAM BERBICARA TENTANG BURUH
oleh :
Ust. Aminudin,M.Ag
Ketua DKM Al-Muhajirin
Kata-kata
terakhir yang keluar (dari mulut) Nabi Muhammad Saw adalah (umatku peliharalah)
shalat, shalat, takutlah kepada Allah atas hamba yang kalian miliki… (HR. Abu
Dawud)
Hamba
sahaya merupakan kedudukan yang paling rendah yang disandang oleh seorang
manusia, lebih rendah kedudukannya daripada buruh ataupun pembantu rumah
tangga. Seorang hamba sahaya tidak hanya harus bekerja bagi majikannya, ia pun
tidak memiliki harta dan bahkan kemerdekaan dan kebebasan dirinya sendiri. Ia
selalu harus mengabdi kepada tuannya, bahkan pada zaman pra Islam diperlakukan semena-mena.
Ketika
Al-Quran dan Sunnah berbicara tentang perbudakan, bukan berarti bahwa Islam
melegalkan perbudakan tetapi sebaliknya
Al-Quran dan Sunnah berbicara penghapusan secara perlahan-lahan. Hal ini
terbukti dengan banyaknya sanksi hukum dalam Al-Quran dan Sunnah selalu mensyaratkan
pembebasan budak sebagai penggantinya.
Pada
zaman yang sangat kejam menindas para buruh, Nabi Saw senantiasa memuliakan para buruh dengan
pemulian yang tidak terbayangkan dapat dilakukan, karena begitu mengagumkan.
Dalam satu riwayat Beliau mengingatkan kepada Ali bin Abi Thalib dengan
sabdanya, “ jangan engkau pukul dia karena aku dilarang memukul seseorang yang
ahli shalat, dan aku lihat dia selalu shalat sejak dia dating kepada kami (HR.
Bukhari)
Demikian
perhatian dan pengasihnya Nabi Saw terhadap buruh, sehingga beliau sering
menasehati dan bahkan memarahi para sahabat yang bersikap keras terhadap
buruhnya. Dalam saat lain Ibnu Mas’ud memukul buruhnya dan diketahui oleh Nabi
Saw, kemudian Ibnu Mas’ud ditegurnya,
kemudian Ibnu Mas’ud memerdekakan budak tersebut. Maka kata Nabi Saw, “Jika
hal itu tidak dilakukan sungguh api neraka itu akan mengenaimu atau api neraka
itu akan menghanguskanmu.” (HR.
Muslim)
Sedemikian
tinggi kedudukan buruh dan haknya dalam Islam sehingga Nabi Saw memerintahkan
untuk memberikan upah para buruhnya, “ Bayarkanlah upah sebelum kering
keringatnya!”. Nabi Saw pun
memerintahkan para sahabat untuk memberikan kepada para buruh makanan yang
mereka makan, pakaian yang mereka pakai. “ Berilah makanan kepada mereka dari makanan yang engkau makan …”
(HR. Muslim)
Tidak
sampai di situ Nabi Saw pun memerintahkan kepada para sahabat , agar memberi
beban pekerjaan sesuai dengan kemampuannya dan merlarang untuk mempekerjakan
yang tidak sanggup dilakukannya. Jika syariat aturan Islam diterapkan, maka
tidak akan ada lagi demo buruh untuk menuntut upah kerja minimal atau pesangon
jika terjadi PHK, dan hak hidup layak.
Kamis, 08 Mei 2014
Lap Keu DKM dan Panitia Pembangunan Masjid Al-Muhajirin Per April 2014
Sabtu, 03 Mei 2014
Undangan
Kepada:
Yth. Remaja/Cartoon 026 GMP
di
Tempat
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Ketua Ikrama Ketua cartoon
ttd ttd
Ahmad Syauqi Hidayat Ali Saputra
Mengetahui:
Ketua DKM Ketua RW
ttd ttd
Ust. Aminudin, M.Ag Pipin Saripin
Yth. Remaja/Cartoon 026 GMP
di
Tempat
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Dalam rangka menjalankan program remaja masjid dan karang taruna, kami akan mengadakan kegiatan istighosah, do'a bersama dan beberapa kegiatan lainnya. Berkenaan dengan hal tersebut melalui surat undangan ini kami mengundang kepada seluruh remaja RW 026, untuk dapat hadir pada acara tersebut, yang Insya Allah akan di selenggarakan pada :
Hari/tanggal : Sabtu, 3 Mei 2014
waktu : Pkl. 19.30 sd selesai (Ba'da Isya)
Pemateri : Ust. Aminudin, M.Ag
Acara : Tausyiah, Dzikir, Sholawat, Do'a bersama dan pembahasan program Ikrama dan Karang Taruna (penyambutan bulan suci ramadhan dan memperingati HUT RI)
Demikian surat undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan terimakasih.
jazakumullah Khairan Katsiran.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Ketua Ikrama Ketua cartoon
ttd ttd
Ahmad Syauqi Hidayat Ali Saputra
Mengetahui:
Ketua DKM Ketua RW
ttd ttd
Ust. Aminudin, M.Ag Pipin Saripin
Selasa, 22 April 2014
Abdurrahman bin auf
Kisah
ABDURRAHMAN BIN AUF
Abdurrahman bin Auf termasuk kelompok delapan
orang yang mula-mula masuk Islam. Ia juga tergolong sepuluh sahabat yang diberi
kabar gembira oleh Rasulullah masuk surga dan termasuk enam orang sahabat yang
bermusyawarah dalam pemilihan khalifah setelah Umar bin Al-Khathab. Di samping
itu, ia adalah seorang mufti yang dipercayai Rasulullah berfatwa di Madinah
selama beliau masih hidup.
Pada masa Jahiliyah, ia dikenal dengan nama Abd
Amr. Setelah masuk Islam, Rasulullah memanggilnya Abdurrahman bin Auf. Ia
memeluk Islam sebelum Rasulullah menjadikan rumah Al-Arqam sebagai pusat
dakwah. Ia mendapatkan hidayah dari Allah dua hari setelah Abu Bakar
Ash-Shiddiq memeluk Islam.
Seperti kaum Muslimin yang pertama-tama masuk
Islam lainnya, Abdurrahman bin Auf tidak luput dari penyiksaan dan tekanan dari
kaum kafir Quraisy. Namun ia tetap sabar dan tabah. Abdurrahman turut hijrah ke
Habasyah bersama kawan-kawan seiman untuk menyelamatkan diri dan agama dari
tekanan Quraiys.
Tatkala Rasulullah SAW dan para sahabat diizinkan
Allah hijrah ke Madinah, Abdurrahman menjadi pelopor kaum Muslimin. Di kota
yang dulu bernama Yatsrib ini, Rasulullah mempersaudarakan orang-orang
Muhajirin dan Anshar. Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Rabi
Al-Anshari.
Sa'ad termasuk orang kaya diantara penduduk
Madinah, ia berniat membantu saudaranya dengan sepenuh hati, namun Abdurrahman
menolak. Ia hanya berkata, "Tunjukkanlah padaku di mana letak pasar di
kota ini!"
Sa'ad kemudian menunjukkan padanya di mana letak
pasar. Maka mulailah Abdurrahman berniaga di sana. Belum lama menjalankan
bisnisnya, ia berhasil mengumpulkan uang yang cukup untuk mahar nikah. Ia pun
mendatangi Rasulullah seraya berkata, "Saya ingin menikah, ya
Rasulullah," katanya.
"Apa mahar yang akan kau berikan pada
istrimu?" tanya Rasul SAW.
"Emas seberat biji kurma,"
jawabnya.
Rasulullah bersabda, "Laksanakanlah walimah
(kenduri), walau hanya dengan menyembelih seekor kambing. Semoga Allah
memberkati pernikahanmu dan hartamu."
Sejak itulah kehidupan Abdurrahman menjadi
makmur. Seandainya ia mendapatkan sebongkah batu, maka di bawahnya terdapat
emas dan perak. Begitu besar berkah yang diberikan Allah kepadanya sampai ia
dijuluki 'Sahabat Bertangan Emas'.
Pada saat Perang Badar meletus, Abdurrahman bin
Auf turut berjihad fi sabilillah. Dalam perang itu ia berhasil
menewaskan musuh-musuh Allah, di antaranya Umar bin Utsman bin Ka'ab At-Taimy.
Begitu juga dalam Perang Uhud, dia tetap bertahan di samping Rasulullah ketika
tentara Muslimin banyak yang meninggalkan medan perang.
Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang dikenal
paling kaya dan dermawan. Ia tak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk jihad
di jalan Allah. Pada waktu Perang Tabuk, Rasulullah memerintahkan kaum Muslimin
untuk mengorbankan harta benda mereka. Dengan patuh Abdurrahman bin Auf
memenuhi seruan Nabi SAW. Ia memelopori dengan menyerahkan dua ratus uqiyah
emas.
Mengetahui hal tersebut, Umar bin Al-Khathab
berbisik kepada Rasulullah, "Sepertinya Abdurrahman berdosa karena tidak
meninggalkan uang belanja sedikit pun untuk keluarganya."
Rasulullah bertanya kepada Abdurrahman,
"Apakah kau meninggalkan uang belanja untuk istrimu?"
"Ya," jawabnya. "Mereka
kutinggalkan lebih banyak dan lebih baik daripada yang
kusumbangkan."
"Berapa?" tanya Rasulullah.
"Sebanyak rezeki, kebaikan, dan pahala yang
dijanjikan Allah."
Pasukan Muslimin berangkat ke Tabuk. Dalam
kesempatan inilah Allah memuliakan Abdurrahman dengan kemuliaan yang belum
pernah diperoleh siapa pun. Ketika waktu shalat tiba, Rasulullah terlambat
datang. Maka Abdurrahman bin Auf yang menjadi imam shalat berjamaah. Setelah
hampir selesai rakaat pertama, Rasulullah tiba, lalu shalat di belakangnya dan
mengikuti sebagai makmum. Sungguh tak ada yang lebih mulia dan utama daripada
menjadi imam bagi pemimpin umat dan pemimpin para nabi, yaitu Muhammad
SAW.
Setelah Rasulullah wafat, Abdurrahman bin Auf
bertugas menjaga kesejahteraan dan keselamatan Ummahatul Mukminin
(para istri Rasulullah). Dia bertanggung jawab memenuhi segala kebutuhan mereka
dan mengadakan pengawalan bagi ibu-ibu mulia itu bila mereka bepergian.
Suatu ketika Abdurrahman bin Auf membeli sebidang
tanah dan membagi-bagikannya kepada Bani Zuhrah, dan kepada Ummahatul Mukminin.
Ketika jatah Aisyah ra disampaikan kepadanya, ia bertanya, "Siapa yang
menghadiahkan tanah itu buatku?"
"Abdurrahman bin Auf," jawab si
petugas.
Aisyah berkata, "Rasulullah pernah bersabda,
'Tidak ada orang yang kasihan kepada kalian sepeninggalku kecuali orang-orang
yang sabar."
Begitulah, doa Rasulullah bagi Abdurrahman bin
Auf terkabulkan. Allah senantiasa melimpahkan berkah-Nya, sehingga ia menjadi
orang terkaya di antara para sahabat. Bisnisnya terus berkembang dan maju.
Semakin banyak keuntungan yang ia peroleh semakin besar pula kedermawanannya.
Hartanya dinafkahkan di jalan Allah, baik secara sembunyi-sembunyi maupun
terang-terangan. Walau termasuk konglomerat terbesar pada masanya, namun itu
tidak memengaruhi jiwanya yang dipenuhi iman dan takwa.
Berbahagialah Abdurrahman bin Auf dengan limpahan
karunia dan kebahagiaan yang diberikan Allah kepadanya. Ketika meninggal dunia,
jenazahnya diiringi oleh para sahabat mulia seperti Sa'ad bin Abi Waqqash dan
yang lain. Dalam kata sambutannya, Khalifah Ali bin Abi Thalib berkata,
"Engkau telah mendapatkan kasih sayang Allah, dan engkau berhasil
menundukkan kepalsuan dunia. Semoga Allah selalu merahmatimu." Amin.
Senin, 14 April 2014
BIJAK MEMILIH SEKOLAH UNTUK ANAK
BIJAK MEMILIH SEKOLAH UNTUK ANAK
Abdul Wahid
(Seksi Pendidikan DKM Al-Muhajirin)
Ketika memasuki masa-masa akhir tahun pelajaran sekolah seperti sekarang
ini, kebanyakan orang tua disibukan
dengan agenda mencari sekolah bagi
anaknya untuk memulai pendidikan ataupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Kesibukan ini tentunya
disamping mempersiapkan biayanya, yang sudah pasti akan membutuhkan materi yang
tidak sedikit.
Hal ini terjadi karena bebasnya
biaya sekolah, sebagaimana program pemerintah, hanyalah biaya formal di sekolah
saja, seperti uang SPP, DSP dan sejenisnya. Sementara yang seringkali lebih besar biayanya adalah
pengeluaran yang tidak resmi, seperti operasional sehari-hari, untuk buku
pelajaran, transportasi dan sebagainya. Belum lagi jika sekolah yang dipilih
adalah sekolah swasta.
Persoalan biaya ini ada karena kemampuan ekonomi orang tua yang tidak
berubah secara signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan harga-harga
kebutuhan sehari-hari.Bagi orang tua yang tidak terbebani dengan persoalan
biaya, kelas ekonomi mampu, maka mereka
tetap dipusingkan dengan banyaknya pilihan
lembaga pendidikan yang harus mereka pilih agar sesuai dengan keinginan
dan cita-cita anak.
Orang tua pastilah menaruh keinginan besar terhadap anak mereka. Hal ini
wajar, karena anak bagi orang tua adalah tumpuan harapan di masa depan, bahkan
sampai kelak orang tua sudah meninggal duniapun, mereka tetap mengharapkan
anak-anak mereka menjadi sosok yang baik dan menjadi anak yang sholih
yang akan mendoakan orang tuanya.
Berikut ini adalah beberapa hal yang layak dipertimbangkan oleh orang tua
dalam memilihkan sekolah bagi anaknya.
Pertama, pertimbangkan
umur anak. Bila anak belum cukup umur, sebaiknya jangan dulu, hal
ini akan mengakibatkan mereka mogok di tengah jalan. Beberapa kejadian
menunjukan karena usia yang belum cukup akhirnya mereka tertekan karena harus
berkompetisi dengan anak yang usianya lebih matang. Kalaupun ada satu atau dua
anak yang mampu mengikuti pelajaran saat usianya belum cukup, ini bersifat
pengecualian dan jarang terjadi.
Kedua, ukur kemampuan anak kita. Setiap anak
memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda, sehingga orang tua harus
mempertimbangkan kemampuan anak.
Disinilah dibutuhkan kemampuan orang tua untuk mampu menilai kemampuan
dan bakat anak. Kecocokan karakteristik siswa dengan sekolah pilihan, akan
menambah semangat anak dalam belajar.
Ketiga, ajak anak survey
(melihat langsung) ke sekolah yang akan dituju. Mengajak anak untuk melihat
sekolah yang diinginkan akan menambah kepercayaan diri. Upaya ini juga akan
mengurangi kesan dalam diri anak bahwa ia ”dipaksa” oleh orang tuanya untuk
sekolah di sekolah tersebut. Anak merasa dilibatkan dalam menentukan pilihan
sekolahnya.
Keempat, diskusikan
dengan anak. Setelah anak diajak survey ke lokasi sekolah, biarkan
mereka berpendapat tentang keinginan dan penilaian mereka terhadap sekolah yang
baru saja dilihat. Selanjutnya orang tua
memberikan pandangan-pandangannya. Sekali lagi, dengan cara yang bijak
agar anak tidak merasa dipaksa ataupun terpaksa dalam meilih sekolah.
Kelima, sadari bahwa sekolah favorit belum tentu
cocok untuk anak. Sekolah favorit terkadang membuat silau orang tua. Tidak ada
jaminan kalau sekolah favorit adalah yang terbaik untuk anak kita.
Keenam, sesuaikan dengan finansial. Janganlah
memaksakan diri untuk memasukan anak kita ke sekolah yang terlalu mahal diluar
kemampuan. Orang tua harus realistis
dalam memilih sekolah anaknya, carilah yang sesuai dengan kemampuan finansialnya.
Sekarang ini, dengan munculnya banyak sekolah, terutama sekolah swasta,
setiap sekolah menawarkan diri sebagai
yang terbaik. Hal ini tidak ubahnya seperti produsen makanan yang menawarkan barang yang mereka produksi.
Semuanya mengiklankan diri sebagai makanan yang paling baik dan nomor satu.
Disamping keenam pertimbangan di
atas, orang tua juga wajib mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan
akhlak, moral dan agama yang berlangsung di sekolah tersebut. Jelasnya adalah
adakah pelajaran, kegiatan, muatan
keagamaan serta moralitas yang diajarkan di sekolah tersebut.
Dalam kaitan ini maka sekolah-sekolah yang bercirikan keagamaan dapat
menjadi alternatif orang tua dalam memilih sekolah. Sekolah model ini biasanya
mengajarkan materi agama dan praktik ibadah yang lebih banyak dari sekolah pada
umumnya. Dengan kelebihan ini, diharapkan anak-anak memiliki dasar pengetahuan
dan pengamalan agama yang baik, sehingga dapat menjadi bekal ketika dewasa
kelak.
Usia sekolah merupakan usia yang sangat baik dalam pembentukan kebiasaan, budi pekerti dan akhlak. Perilaku manusia dewasa sebagian
besar mencerminkan perlakuan yang ia terima ketika masa kanak-kanaknya. Hal ini
mengindikasikan betapa pentingnya lingkungan pendidikan agama yang baik bagi
anak-anak kita dalam masa perkembangannya.
Alangkah bangganya orang tua, ketika mendapati anaknya yang masih belia
tapi mampu menampilkan perilaku yang santun dan rajin menjalankan perintah
Tuhannya. Semua itu tidak akan muncul begitu saja tanpa adanya upaya
sungguh-sungguh dari orang tua dalam membiasakan kegiatan keagamaan tersebut.
Berbagai pertimbangan di atas mudah-mudahan bisa menjadi acuan bagi orang
tua dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Semoga ikhtiar ini
menjadi bagian dari tanggung jawab kita terhadap amanah yang Allah titipkan
kepada kita.
Langganan:
Postingan (Atom)