BIJAK MEMILIH SEKOLAH UNTUK ANAK
Abdul Wahid
(Seksi Pendidikan DKM Al-Muhajirin)
Ketika memasuki masa-masa akhir tahun pelajaran sekolah seperti sekarang
ini, kebanyakan orang tua disibukan
dengan agenda mencari sekolah bagi
anaknya untuk memulai pendidikan ataupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Kesibukan ini tentunya
disamping mempersiapkan biayanya, yang sudah pasti akan membutuhkan materi yang
tidak sedikit.
Hal ini terjadi karena bebasnya
biaya sekolah, sebagaimana program pemerintah, hanyalah biaya formal di sekolah
saja, seperti uang SPP, DSP dan sejenisnya. Sementara yang seringkali lebih besar biayanya adalah
pengeluaran yang tidak resmi, seperti operasional sehari-hari, untuk buku
pelajaran, transportasi dan sebagainya. Belum lagi jika sekolah yang dipilih
adalah sekolah swasta.
Persoalan biaya ini ada karena kemampuan ekonomi orang tua yang tidak
berubah secara signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan harga-harga
kebutuhan sehari-hari.Bagi orang tua yang tidak terbebani dengan persoalan
biaya, kelas ekonomi mampu, maka mereka
tetap dipusingkan dengan banyaknya pilihan
lembaga pendidikan yang harus mereka pilih agar sesuai dengan keinginan
dan cita-cita anak.
Orang tua pastilah menaruh keinginan besar terhadap anak mereka. Hal ini
wajar, karena anak bagi orang tua adalah tumpuan harapan di masa depan, bahkan
sampai kelak orang tua sudah meninggal duniapun, mereka tetap mengharapkan
anak-anak mereka menjadi sosok yang baik dan menjadi anak yang sholih
yang akan mendoakan orang tuanya.
Berikut ini adalah beberapa hal yang layak dipertimbangkan oleh orang tua
dalam memilihkan sekolah bagi anaknya.
Pertama, pertimbangkan
umur anak. Bila anak belum cukup umur, sebaiknya jangan dulu, hal
ini akan mengakibatkan mereka mogok di tengah jalan. Beberapa kejadian
menunjukan karena usia yang belum cukup akhirnya mereka tertekan karena harus
berkompetisi dengan anak yang usianya lebih matang. Kalaupun ada satu atau dua
anak yang mampu mengikuti pelajaran saat usianya belum cukup, ini bersifat
pengecualian dan jarang terjadi.
Kedua, ukur kemampuan anak kita. Setiap anak
memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda, sehingga orang tua harus
mempertimbangkan kemampuan anak.
Disinilah dibutuhkan kemampuan orang tua untuk mampu menilai kemampuan
dan bakat anak. Kecocokan karakteristik siswa dengan sekolah pilihan, akan
menambah semangat anak dalam belajar.
Ketiga, ajak anak survey
(melihat langsung) ke sekolah yang akan dituju. Mengajak anak untuk melihat
sekolah yang diinginkan akan menambah kepercayaan diri. Upaya ini juga akan
mengurangi kesan dalam diri anak bahwa ia ”dipaksa” oleh orang tuanya untuk
sekolah di sekolah tersebut. Anak merasa dilibatkan dalam menentukan pilihan
sekolahnya.
Keempat, diskusikan
dengan anak. Setelah anak diajak survey ke lokasi sekolah, biarkan
mereka berpendapat tentang keinginan dan penilaian mereka terhadap sekolah yang
baru saja dilihat. Selanjutnya orang tua
memberikan pandangan-pandangannya. Sekali lagi, dengan cara yang bijak
agar anak tidak merasa dipaksa ataupun terpaksa dalam meilih sekolah.
Kelima, sadari bahwa sekolah favorit belum tentu
cocok untuk anak. Sekolah favorit terkadang membuat silau orang tua. Tidak ada
jaminan kalau sekolah favorit adalah yang terbaik untuk anak kita.
Keenam, sesuaikan dengan finansial. Janganlah
memaksakan diri untuk memasukan anak kita ke sekolah yang terlalu mahal diluar
kemampuan. Orang tua harus realistis
dalam memilih sekolah anaknya, carilah yang sesuai dengan kemampuan finansialnya.
Sekarang ini, dengan munculnya banyak sekolah, terutama sekolah swasta,
setiap sekolah menawarkan diri sebagai
yang terbaik. Hal ini tidak ubahnya seperti produsen makanan yang menawarkan barang yang mereka produksi.
Semuanya mengiklankan diri sebagai makanan yang paling baik dan nomor satu.
Disamping keenam pertimbangan di
atas, orang tua juga wajib mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan
akhlak, moral dan agama yang berlangsung di sekolah tersebut. Jelasnya adalah
adakah pelajaran, kegiatan, muatan
keagamaan serta moralitas yang diajarkan di sekolah tersebut.
Dalam kaitan ini maka sekolah-sekolah yang bercirikan keagamaan dapat
menjadi alternatif orang tua dalam memilih sekolah. Sekolah model ini biasanya
mengajarkan materi agama dan praktik ibadah yang lebih banyak dari sekolah pada
umumnya. Dengan kelebihan ini, diharapkan anak-anak memiliki dasar pengetahuan
dan pengamalan agama yang baik, sehingga dapat menjadi bekal ketika dewasa
kelak.
Usia sekolah merupakan usia yang sangat baik dalam pembentukan kebiasaan, budi pekerti dan akhlak. Perilaku manusia dewasa sebagian
besar mencerminkan perlakuan yang ia terima ketika masa kanak-kanaknya. Hal ini
mengindikasikan betapa pentingnya lingkungan pendidikan agama yang baik bagi
anak-anak kita dalam masa perkembangannya.
Alangkah bangganya orang tua, ketika mendapati anaknya yang masih belia
tapi mampu menampilkan perilaku yang santun dan rajin menjalankan perintah
Tuhannya. Semua itu tidak akan muncul begitu saja tanpa adanya upaya
sungguh-sungguh dari orang tua dalam membiasakan kegiatan keagamaan tersebut.
Berbagai pertimbangan di atas mudah-mudahan bisa menjadi acuan bagi orang
tua dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Semoga ikhtiar ini
menjadi bagian dari tanggung jawab kita terhadap amanah yang Allah titipkan
kepada kita.
terimkasih sharenya ustad. selaku orang tua, ingin sekali kita menyekolahkan anak-anak kita ke sekolah-sekolah "favorit" baik sisi pendidikan akhlaknya maupun prestasi-prestasi lain yang dicapai sekolah tersebut dan itu kebanyakan justru dimiliki oleh sekolah swasta atau non pemerintah, yang dapat dipastikan biayanya mahal. pemerintah sendiri jarang sekali membuat sekolah yang lebih mengedepankan kualitas. apa mungkin karena pemerintah mempunyai kewajiban untuk membuat sekolah gratis sehingga kualitas dikesampingkan.
BalasHapus