LK DKM & Pan Pembangunan Masjid Al-Muhajirin
http://www.mediafire.com/view/c940f9myqi35po0/lap_keuangan_dkm_PER_30_APRIL_2014.xlsx
http://www.mediafire.com/view/3ai65qm9a631r67/lap._keuangan_panitia_pemba.masjid_per_30_april_2014.xlsx
Blog Resmi DKM al-Muhajirin, berisikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus dan juga informasi-informasi yang diperuntukan untuk jamaah al-muhajirin khususnya dan ummat Islam umumnya, juga sebagai sarana berdakwah bagi kaum muslimin dan muslimat. kirimkan artikel jamaah ke almuhajirin026@gmail.com
Panitia Renovasi Masjid Al-Muhajirin
iklan
Kamis, 08 Mei 2014
Sabtu, 03 Mei 2014
Undangan
Kepada:
Yth. Remaja/Cartoon 026 GMP
di
Tempat
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Ketua Ikrama Ketua cartoon
ttd ttd
Ahmad Syauqi Hidayat Ali Saputra
Mengetahui:
Ketua DKM Ketua RW
ttd ttd
Ust. Aminudin, M.Ag Pipin Saripin
Yth. Remaja/Cartoon 026 GMP
di
Tempat
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Dalam rangka menjalankan program remaja masjid dan karang taruna, kami akan mengadakan kegiatan istighosah, do'a bersama dan beberapa kegiatan lainnya. Berkenaan dengan hal tersebut melalui surat undangan ini kami mengundang kepada seluruh remaja RW 026, untuk dapat hadir pada acara tersebut, yang Insya Allah akan di selenggarakan pada :
Hari/tanggal : Sabtu, 3 Mei 2014
waktu : Pkl. 19.30 sd selesai (Ba'da Isya)
Pemateri : Ust. Aminudin, M.Ag
Acara : Tausyiah, Dzikir, Sholawat, Do'a bersama dan pembahasan program Ikrama dan Karang Taruna (penyambutan bulan suci ramadhan dan memperingati HUT RI)
Demikian surat undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan terimakasih.
jazakumullah Khairan Katsiran.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Ketua Ikrama Ketua cartoon
ttd ttd
Ahmad Syauqi Hidayat Ali Saputra
Mengetahui:
Ketua DKM Ketua RW
ttd ttd
Ust. Aminudin, M.Ag Pipin Saripin
Selasa, 22 April 2014
Abdurrahman bin auf
Kisah
ABDURRAHMAN BIN AUF
Abdurrahman bin Auf termasuk kelompok delapan
orang yang mula-mula masuk Islam. Ia juga tergolong sepuluh sahabat yang diberi
kabar gembira oleh Rasulullah masuk surga dan termasuk enam orang sahabat yang
bermusyawarah dalam pemilihan khalifah setelah Umar bin Al-Khathab. Di samping
itu, ia adalah seorang mufti yang dipercayai Rasulullah berfatwa di Madinah
selama beliau masih hidup.
Pada masa Jahiliyah, ia dikenal dengan nama Abd
Amr. Setelah masuk Islam, Rasulullah memanggilnya Abdurrahman bin Auf. Ia
memeluk Islam sebelum Rasulullah menjadikan rumah Al-Arqam sebagai pusat
dakwah. Ia mendapatkan hidayah dari Allah dua hari setelah Abu Bakar
Ash-Shiddiq memeluk Islam.
Seperti kaum Muslimin yang pertama-tama masuk
Islam lainnya, Abdurrahman bin Auf tidak luput dari penyiksaan dan tekanan dari
kaum kafir Quraisy. Namun ia tetap sabar dan tabah. Abdurrahman turut hijrah ke
Habasyah bersama kawan-kawan seiman untuk menyelamatkan diri dan agama dari
tekanan Quraiys.
Tatkala Rasulullah SAW dan para sahabat diizinkan
Allah hijrah ke Madinah, Abdurrahman menjadi pelopor kaum Muslimin. Di kota
yang dulu bernama Yatsrib ini, Rasulullah mempersaudarakan orang-orang
Muhajirin dan Anshar. Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Rabi
Al-Anshari.
Sa'ad termasuk orang kaya diantara penduduk
Madinah, ia berniat membantu saudaranya dengan sepenuh hati, namun Abdurrahman
menolak. Ia hanya berkata, "Tunjukkanlah padaku di mana letak pasar di
kota ini!"
Sa'ad kemudian menunjukkan padanya di mana letak
pasar. Maka mulailah Abdurrahman berniaga di sana. Belum lama menjalankan
bisnisnya, ia berhasil mengumpulkan uang yang cukup untuk mahar nikah. Ia pun
mendatangi Rasulullah seraya berkata, "Saya ingin menikah, ya
Rasulullah," katanya.
"Apa mahar yang akan kau berikan pada
istrimu?" tanya Rasul SAW.
"Emas seberat biji kurma,"
jawabnya.
Rasulullah bersabda, "Laksanakanlah walimah
(kenduri), walau hanya dengan menyembelih seekor kambing. Semoga Allah
memberkati pernikahanmu dan hartamu."
Sejak itulah kehidupan Abdurrahman menjadi
makmur. Seandainya ia mendapatkan sebongkah batu, maka di bawahnya terdapat
emas dan perak. Begitu besar berkah yang diberikan Allah kepadanya sampai ia
dijuluki 'Sahabat Bertangan Emas'.
Pada saat Perang Badar meletus, Abdurrahman bin
Auf turut berjihad fi sabilillah. Dalam perang itu ia berhasil
menewaskan musuh-musuh Allah, di antaranya Umar bin Utsman bin Ka'ab At-Taimy.
Begitu juga dalam Perang Uhud, dia tetap bertahan di samping Rasulullah ketika
tentara Muslimin banyak yang meninggalkan medan perang.
Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang dikenal
paling kaya dan dermawan. Ia tak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk jihad
di jalan Allah. Pada waktu Perang Tabuk, Rasulullah memerintahkan kaum Muslimin
untuk mengorbankan harta benda mereka. Dengan patuh Abdurrahman bin Auf
memenuhi seruan Nabi SAW. Ia memelopori dengan menyerahkan dua ratus uqiyah
emas.
Mengetahui hal tersebut, Umar bin Al-Khathab
berbisik kepada Rasulullah, "Sepertinya Abdurrahman berdosa karena tidak
meninggalkan uang belanja sedikit pun untuk keluarganya."
Rasulullah bertanya kepada Abdurrahman,
"Apakah kau meninggalkan uang belanja untuk istrimu?"
"Ya," jawabnya. "Mereka
kutinggalkan lebih banyak dan lebih baik daripada yang
kusumbangkan."
"Berapa?" tanya Rasulullah.
"Sebanyak rezeki, kebaikan, dan pahala yang
dijanjikan Allah."
Pasukan Muslimin berangkat ke Tabuk. Dalam
kesempatan inilah Allah memuliakan Abdurrahman dengan kemuliaan yang belum
pernah diperoleh siapa pun. Ketika waktu shalat tiba, Rasulullah terlambat
datang. Maka Abdurrahman bin Auf yang menjadi imam shalat berjamaah. Setelah
hampir selesai rakaat pertama, Rasulullah tiba, lalu shalat di belakangnya dan
mengikuti sebagai makmum. Sungguh tak ada yang lebih mulia dan utama daripada
menjadi imam bagi pemimpin umat dan pemimpin para nabi, yaitu Muhammad
SAW.
Setelah Rasulullah wafat, Abdurrahman bin Auf
bertugas menjaga kesejahteraan dan keselamatan Ummahatul Mukminin
(para istri Rasulullah). Dia bertanggung jawab memenuhi segala kebutuhan mereka
dan mengadakan pengawalan bagi ibu-ibu mulia itu bila mereka bepergian.
Suatu ketika Abdurrahman bin Auf membeli sebidang
tanah dan membagi-bagikannya kepada Bani Zuhrah, dan kepada Ummahatul Mukminin.
Ketika jatah Aisyah ra disampaikan kepadanya, ia bertanya, "Siapa yang
menghadiahkan tanah itu buatku?"
"Abdurrahman bin Auf," jawab si
petugas.
Aisyah berkata, "Rasulullah pernah bersabda,
'Tidak ada orang yang kasihan kepada kalian sepeninggalku kecuali orang-orang
yang sabar."
Begitulah, doa Rasulullah bagi Abdurrahman bin
Auf terkabulkan. Allah senantiasa melimpahkan berkah-Nya, sehingga ia menjadi
orang terkaya di antara para sahabat. Bisnisnya terus berkembang dan maju.
Semakin banyak keuntungan yang ia peroleh semakin besar pula kedermawanannya.
Hartanya dinafkahkan di jalan Allah, baik secara sembunyi-sembunyi maupun
terang-terangan. Walau termasuk konglomerat terbesar pada masanya, namun itu
tidak memengaruhi jiwanya yang dipenuhi iman dan takwa.
Berbahagialah Abdurrahman bin Auf dengan limpahan
karunia dan kebahagiaan yang diberikan Allah kepadanya. Ketika meninggal dunia,
jenazahnya diiringi oleh para sahabat mulia seperti Sa'ad bin Abi Waqqash dan
yang lain. Dalam kata sambutannya, Khalifah Ali bin Abi Thalib berkata,
"Engkau telah mendapatkan kasih sayang Allah, dan engkau berhasil
menundukkan kepalsuan dunia. Semoga Allah selalu merahmatimu." Amin.
Senin, 14 April 2014
BIJAK MEMILIH SEKOLAH UNTUK ANAK
BIJAK MEMILIH SEKOLAH UNTUK ANAK
Abdul Wahid
(Seksi Pendidikan DKM Al-Muhajirin)
Ketika memasuki masa-masa akhir tahun pelajaran sekolah seperti sekarang
ini, kebanyakan orang tua disibukan
dengan agenda mencari sekolah bagi
anaknya untuk memulai pendidikan ataupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Kesibukan ini tentunya
disamping mempersiapkan biayanya, yang sudah pasti akan membutuhkan materi yang
tidak sedikit.
Hal ini terjadi karena bebasnya
biaya sekolah, sebagaimana program pemerintah, hanyalah biaya formal di sekolah
saja, seperti uang SPP, DSP dan sejenisnya. Sementara yang seringkali lebih besar biayanya adalah
pengeluaran yang tidak resmi, seperti operasional sehari-hari, untuk buku
pelajaran, transportasi dan sebagainya. Belum lagi jika sekolah yang dipilih
adalah sekolah swasta.
Persoalan biaya ini ada karena kemampuan ekonomi orang tua yang tidak
berubah secara signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan harga-harga
kebutuhan sehari-hari.Bagi orang tua yang tidak terbebani dengan persoalan
biaya, kelas ekonomi mampu, maka mereka
tetap dipusingkan dengan banyaknya pilihan
lembaga pendidikan yang harus mereka pilih agar sesuai dengan keinginan
dan cita-cita anak.
Orang tua pastilah menaruh keinginan besar terhadap anak mereka. Hal ini
wajar, karena anak bagi orang tua adalah tumpuan harapan di masa depan, bahkan
sampai kelak orang tua sudah meninggal duniapun, mereka tetap mengharapkan
anak-anak mereka menjadi sosok yang baik dan menjadi anak yang sholih
yang akan mendoakan orang tuanya.
Berikut ini adalah beberapa hal yang layak dipertimbangkan oleh orang tua
dalam memilihkan sekolah bagi anaknya.
Pertama, pertimbangkan
umur anak. Bila anak belum cukup umur, sebaiknya jangan dulu, hal
ini akan mengakibatkan mereka mogok di tengah jalan. Beberapa kejadian
menunjukan karena usia yang belum cukup akhirnya mereka tertekan karena harus
berkompetisi dengan anak yang usianya lebih matang. Kalaupun ada satu atau dua
anak yang mampu mengikuti pelajaran saat usianya belum cukup, ini bersifat
pengecualian dan jarang terjadi.
Kedua, ukur kemampuan anak kita. Setiap anak
memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda, sehingga orang tua harus
mempertimbangkan kemampuan anak.
Disinilah dibutuhkan kemampuan orang tua untuk mampu menilai kemampuan
dan bakat anak. Kecocokan karakteristik siswa dengan sekolah pilihan, akan
menambah semangat anak dalam belajar.
Ketiga, ajak anak survey
(melihat langsung) ke sekolah yang akan dituju. Mengajak anak untuk melihat
sekolah yang diinginkan akan menambah kepercayaan diri. Upaya ini juga akan
mengurangi kesan dalam diri anak bahwa ia ”dipaksa” oleh orang tuanya untuk
sekolah di sekolah tersebut. Anak merasa dilibatkan dalam menentukan pilihan
sekolahnya.
Keempat, diskusikan
dengan anak. Setelah anak diajak survey ke lokasi sekolah, biarkan
mereka berpendapat tentang keinginan dan penilaian mereka terhadap sekolah yang
baru saja dilihat. Selanjutnya orang tua
memberikan pandangan-pandangannya. Sekali lagi, dengan cara yang bijak
agar anak tidak merasa dipaksa ataupun terpaksa dalam meilih sekolah.
Kelima, sadari bahwa sekolah favorit belum tentu
cocok untuk anak. Sekolah favorit terkadang membuat silau orang tua. Tidak ada
jaminan kalau sekolah favorit adalah yang terbaik untuk anak kita.
Keenam, sesuaikan dengan finansial. Janganlah
memaksakan diri untuk memasukan anak kita ke sekolah yang terlalu mahal diluar
kemampuan. Orang tua harus realistis
dalam memilih sekolah anaknya, carilah yang sesuai dengan kemampuan finansialnya.
Sekarang ini, dengan munculnya banyak sekolah, terutama sekolah swasta,
setiap sekolah menawarkan diri sebagai
yang terbaik. Hal ini tidak ubahnya seperti produsen makanan yang menawarkan barang yang mereka produksi.
Semuanya mengiklankan diri sebagai makanan yang paling baik dan nomor satu.
Disamping keenam pertimbangan di
atas, orang tua juga wajib mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan
akhlak, moral dan agama yang berlangsung di sekolah tersebut. Jelasnya adalah
adakah pelajaran, kegiatan, muatan
keagamaan serta moralitas yang diajarkan di sekolah tersebut.
Dalam kaitan ini maka sekolah-sekolah yang bercirikan keagamaan dapat
menjadi alternatif orang tua dalam memilih sekolah. Sekolah model ini biasanya
mengajarkan materi agama dan praktik ibadah yang lebih banyak dari sekolah pada
umumnya. Dengan kelebihan ini, diharapkan anak-anak memiliki dasar pengetahuan
dan pengamalan agama yang baik, sehingga dapat menjadi bekal ketika dewasa
kelak.
Usia sekolah merupakan usia yang sangat baik dalam pembentukan kebiasaan, budi pekerti dan akhlak. Perilaku manusia dewasa sebagian
besar mencerminkan perlakuan yang ia terima ketika masa kanak-kanaknya. Hal ini
mengindikasikan betapa pentingnya lingkungan pendidikan agama yang baik bagi
anak-anak kita dalam masa perkembangannya.
Alangkah bangganya orang tua, ketika mendapati anaknya yang masih belia
tapi mampu menampilkan perilaku yang santun dan rajin menjalankan perintah
Tuhannya. Semua itu tidak akan muncul begitu saja tanpa adanya upaya
sungguh-sungguh dari orang tua dalam membiasakan kegiatan keagamaan tersebut.
Berbagai pertimbangan di atas mudah-mudahan bisa menjadi acuan bagi orang
tua dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Semoga ikhtiar ini
menjadi bagian dari tanggung jawab kita terhadap amanah yang Allah titipkan
kepada kita.
Kamis, 10 April 2014
Senin, 07 April 2014
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM
Oleh:
Ust. Aminudin, M.Ag
(Ketua DKM Al-Muhajirin Griya Mitra Cinunuk-Cileunyi)
Ada beberapa
istilah yang mengarah kepada pengertian pemimpin, sebagaimana ditulis di laman http://www.al-ulama.net/ yaitu : Umara
atau ulil amri yang bermakna pemimpin
negara (pemerintah), Amir al ummah yang bermakna pemimpin ummat,
al-Qiyadah
yang bermakna ketua atau pimpinan kelompok, al-Mas'uliyah yang bermakna penanggung
jawab, dan Khadim al- ummah yang
bermakna pelayan ummat. Sedangkan Shihab (2011: 384) menyebutkan istilah lain,
yaitu imam yang bermakna sesuatu yang dituju dan Waly
al-Amr bermakna pemilik urusan. Pemimpin dikatakan imam karena kepadanya
mata dan harapan masyarakat tertuju. Dikatakan Waly al-Amr karena mendapat amanat untuk menangani urusan dan
kepentingan umat sekaligus memiliki wewenang untuk memerintah.
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu.( QS. 4: 59).
Dari
beberapa istilah tersebut dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah orang yang
ditugasi atau diberi amanah untuk mengurusi permasalahan ummat, baik dalam
lingkup jama'ah (kelompok) maupun sampai kepada urusan pemerintahan, serta
memosisikan dirinya sebagai pelayan masyarakat dengan memberikan perhatian yang
lebih dalam upaya mensejahterakan ummatnya, bukan sebaliknya, mempergunakan kekuasaan
dan jabatan untuk mengeksploitasi sumber daya yang ada, baik SDM maupun SDA,
hanya untuk pemuasan kepentingan pribadi (ananiyah)
dan kaum kerabatnya atau kelompoknya (al-shabiyah).
Seorang
pemimpin harus mampu mengantarkan diri dan bahwahannya dekat dengan Yang Maha
Pemberi Sukses, karena sukses dan tidaknya organisasi, selain diantarkan oleh
usaha dan kerja keras karyawan, juga yang paling utama adalah ditentukan oleh
Yang Maha Pemberi Sukses. Dia pun tidak menggunakan jabatannya sebagai alat
kekuasaan, tapi dimanfaatkan sebagai sarana ibadat dan bekal untuk simpanan
Hari Akhirat.
Dalam
sebuah Hadis, Rasulallah Saw., memperingatkan kepada para pemimpin, siapa pun
dia, dari kelompok manapun dia, dan berapa pun yang dipimpinnya, hendaklah
menjauhkan diri sejauh-sejauhnya dari menipu rakyat ataupun menipu angotanya.
Sebagiamana sabdanya, “Tidak ada seorang
hamba yang dipercaya memimpin rakyatnya oleh Allah Swt., lalu ia mati dalam
keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah haramkan surge baginya.” ( HR. Bukhari
dan Muslim)
Dalam
Hadis yang lain juga ditegaskan oleh Rasulallah Saw., bahwa setiap pemimpin
akan diminta pertanggungjawaban atas rakyat yang dipimpinnya pada hari Kiamat
kelak (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud)
Bahkan
dalam riwayat lain Nabi Saw., melaknat pemimpin yang dipercaya untuk mengurus
urusan umat, lalu ia malah menyengsarakan mereka, sebagaimana sabdanya: “Ya, Allah siapa saja yang diberikan
kekuasaan untuk mengurusi umatku, lalu ia menyengsarakan mereka, maka
persulitlah ia. Dan siapa yang diberi kekuasaan, lalu ia mempermudah mereka,
maka mudahkanlah ia” (HR. Muslim)
Islam
menempatkan pemimpin yang adil dan amanah dalam derajat manusia yang tertinggi yang
memperoleh berbagai penghargaan dan kehormatan, di antaranya ia akan termasuk kelompok pertama yang
dinaungi oleh Allah Swt., di antara tujuh kelompok utama yang dinaungi Allah
pada hari kiamat kelak (HR Bukhari) ia pun akan berada di atas mimbar dari
cahaya di hari Kiamat ( HR Muslim), dalam hadis yang lain Rasulallah Saw sampai
menyatakan bahwa pemimpin yang yang adil termasuk tiga golongan manusia yang
paling utama dan paling berhak masuk surga, di samping yang kedua adalah orang
yang lembut dan penyayang kepada keluarganya dan orang miskin yang menjaga
dirinya dari meminta-minta (HR. Muslim)
Oleh
karena itu dalam Islam pemimpin yang memiliki sifat-sifat di atas berhak dan
wajib diikuti. “Hai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS. 4: 59). Dalam ayat ini pun
mengisyaratkan bahwa taat kepada pemimpin adalah mu’allaq atau bergantung pada apakah pemimpin tersebut taat kepada
Allah dan Rasul-Nya atau tidak. Ciri ketaatannya ialah senantiasa kembali
kepada Allah dan Rasul-Nya jika terjadi perbedaan pendapat atau perselisihan.
Tentang
siapa pemimpin itu, Islam tidak membatasi ia dari ras dan kelompok mana, asal
mengikuti dan menegakkan syariah, maka wajib ditaati sekalipun ia adalah
seorang yang berkulit sangat hitam yang
kepalanya bagaikan buah anggur (saking hitamnya) (HR. Bukhari). Islam tidak
membeda-bedakan warna kulit, ras ataupun bahasa
dalam kepemimpinan. Hal yang dinilai adalah ketakwaannya dalam
menjalankan aturan dan syariat Allah.
Pemimpin
dalam Islam itu adalah pelayan umat, maka jika diilustrasikan dalam bentuk piramida,
piramidanya seperti piramida terbalik, dan pemimpin adalah yang di bawah. Maka
siapapun yang menjadi pemimpin, dia harus mengeluarkan pengorbanan yang paling
besar dibanding dengan orang yang dipimpinnya. Hal inilah yang telah
dicontohkan oleh Rasulallah Saw. dan para Khulafa al-Rasyidin. Inilah dan
pemimpin seperti inilah yang akan mendapatkan perlindungan di Hari dimana tidak
ada perlindungan kecuali perlindungan Allah Swt.
Tidak mudah terhimpun dalam diri seseorang
sifat-sifat kepemimpinan yang sempurna sebagaimana yang telah dicontohkan oleh
Rasulallah Saw dan para sahabatnya, tetapi kalaupun harus memilih, kaitannya
dengan Pemilu anggota legislatif maupun
Pilpres maka pilihlah yang paling
sedikit kekurangannya, dan lakukanlah pilihan setelah upaya bersungguh-sungguh
untuk mendapatkan yang terbaik.
Senin, 31 Maret 2014
Ujian Iman
UJIAN IMAN
Urang sadaya tos pada mafhum yen kondisi iman urang teh tara stabil tapi sok labil, dina harti sakapeung ngandelan sakapeung ngipisan. numutkeun Rosulullah Yazidu wayankusu, sakapeung nambahan sakapeung ngurangan. Kusabab kitu perlu urang neangan jurus-jurus jetu kanggo miara sareng ngajaga kondisi iman urang supaya tetep istiqomah. sakurang-kurangna nyaho kalemahan iman urang teh palebah mana jeung dina sektor naon, supaya gampang ngubaranana.
margi lamun urang tos nyebatkeun iman, pasti baris diuji ku Allah nepi kamana kualitas iman urang. Datangna bisa ti indung, ti bapa, ti anak ti pamajikan atawa ti sobat. naha ku kasenengan atawa ku katunggaraan, naha ku kadigdayaan hirup nyaeta harta, tahta atawa manita. Sabab tilu kadigdayaan eta anu jadi udagan sarerea.
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
"naha jelema teh nyangka yen maranehna bakal diantep sanggeus nyebutkeun "abdi tos iman" bari jeung moal diuji?" (al-ankabut: 2)
ujian jeung kahirupan mangrupakeun paket anu teu bisa dipisahkeun. Lamun urang hayang hirup kudu siap diuji, tapi lamun teu siap diuji ulah hayang hirup. Tantangan hirup anu pangbeuratna nyaeta nyanghareupan godaan, boh godaan internal anu geus aya dina diri urang nyaeta hawa nafsu, atawa eksternal anu datang ti luar nyaeta syetan, boh syetan ti golongan manusa anu puguh jentulna, atawa ti golongan jin anu tara bungkeuleukna.
Jurus anu sederhana pikeun nyanghareupan godaan syetan : Kahiji, kudu apik neangan batur gaul. kadua,kudu yakin yen urangteh bakal hirup diakherat. katilu, kabungah jeung kasusah kudu jadi ladang amal. kaopat, tanjebkeun niat anu kuat, tekad anu mantep.
Saenyana godaan syetan pangbeuratnamah nyanghareupan ajakan hawa nafsu anu ngancik dina diri urang masing-masing,anu disaurkeun ku Rosulullah jihad akbar. numatak sababarahakali al-Qur'an ngawanti-wanti :
وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنَّ
الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا
نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
"jeung omat ulah ngagugu kana ajakan hawa nafsu, sabab hawa nafsuteh bakal nyasabkeun maneh tina jalan Allah. Satemena jalma-jalma anu kasasar tina jalan Allah baris meunang siksa anu kacida beuratna, sabab maranehna poho kana poe balitungan". (As-saad: 26).
Nabi Adam oge anu parantos dijejelan ku elmu masih tisoledat, atuh komo deui pantaran urang. Tapi bedana teh ari Nabi Adam mah tisoledatna ngan sakali, tuluy anjeuna tobat. Ari urangmah balas tisoledat, tapi teu tobat-tobat.
Kulantara kitu urang kudu leuwih waspada, perlu mibanda keterampilan memenej pribadi. kanggo ngokolakeun potensi karunia illahi yaeta hawa nafsu, qolbu, sareng akal. malah kudunamah sagala kagiatan pangwangunan digerakkeun dikadalian ku kaimanan.
Iman baris ngalahirkeunK kahiji, kajujuran, contona nalika Sayidina Umar bin Khatab nyamar ngolo budak angon supaya ngajual domba anu diangon kumanehna. tapi eta budak nolak, pokna: "kuring isin ku Allah, sabab domba ieu teh lain milik kuring, Sanajan dunungan kuring moal apaleun lamunmah kukuring dombana dijual. Kadua, Optimisme, anu dicontokeun ku Siti Hajar. sok sanajan awalna dianggap mustahil, piraku aya cai ditengah padang pasir, tapi berkat parjoangan Siti Hajar yang tidak mengenal lelah, akhirna Allah Nu Maha Rahman ngadatangkeun sumur zam-zam. Katilu Kaikhlasan, anu dicontohkeun ku hiji karyawan perkebunan anu marabkeun tilu potong roti ka anjing anu kalaparan, padahal manehna sorangan ge keur lapar. Akhirna eta budak jadi merdeka, kebon korma dihibahkeun jadi milikna, kitu ganjaran tina kaikhlasan. Mudah-Mudahan iman urang beuki kuat, elmu beuki ningkat, amal beuki hebat, sarta dibarengan ku ngadu'a teu pegat-pegat.
Wallahu'alam bisshowab...
Langganan:
Postingan (Atom)