Lap Keu DKM/Pemb. Masjid Al-Muhajirin Per 30 Juni 2014
http://www.mediafire.com/view/5kc2bhuo4dwa3ww/lap_keuangan_dkm_PER_30_JUNI_2014.xlsx
http://www.mediafire.com/view/424l010h63g227d/lap._keuangan_panitia_pemba.masjid_PER_30_JUNI_2014.xlsx
Blog Resmi DKM al-Muhajirin, berisikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus dan juga informasi-informasi yang diperuntukan untuk jamaah al-muhajirin khususnya dan ummat Islam umumnya, juga sebagai sarana berdakwah bagi kaum muslimin dan muslimat. kirimkan artikel jamaah ke almuhajirin026@gmail.com
Panitia Renovasi Masjid Al-Muhajirin
iklan
Sabtu, 12 Juli 2014
Senin, 07 Juli 2014
Menggapai Surga di Bulan Ramadhan
Menggapai Surga di Bulan Ramadhan
Oleh
Abdul Wahid |
Ketua Panitia Ramadhan 1435 H DKM Al-Muhajirin
Ramadhan adalah bulan penuh rahmat dan
keberkahan. Diantara keutamaan bulan ini adalah dapat menghantarkan orang yang
berpuasa akan terbebas dari neraka dan tentunya akan masuk surga. Kita akan
memperoleh surga manakala ampunan Allah Swt. sudah kita peroleh. Dan ampunan
Allah SWT. akan diperoleh manakala kita sudah mendapat rahmat-Nya melalui
pelaksanaan ibadah puasa yang baik.
Karena surga Allah SWT. dapat kita peroleh
melalui rahmat-Nya maka, bagaimana cara
kita memperoleh rahmat Allah SWT tersebut. Puasa merupakan salah satu bentuk
ibadah yang mengandung nilai-nilai pendidikan baik individual maupun sosial.
Orang yang berpuasa secara sengaja menahan lapar, dahaga, dan syahwat mulai
dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat karena Allah semata.
Upaya seperti ini bila dilakukan dengan penuh keimanan dan kesadaran akan
melahirkan sikap empati dan simpati kepada orang miskin dan mustadh’afin (orang yang tertindas).
Rasa empati dan simpati terhadap orang
miskin dan mustadh’afin pada
gilirannya akan melahirkan sifat dan sikap kasih sayang terhadap mereka. Sikap
kasih sayang ini kemudian akan mengundang rahmat dari Allah Swt. sebagaimana
ditegaskan oleh Rasulallah saw, ”Orang-orang penyayang itu akan disayangi oleh ar-Rahmaan
(Yang Maha Penyayang), (oleh karena itu) sayangilah oleh kamu sekalian yang ada
di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangimu. Ar-rahim (kasih sayang)
itu bagian dari ar-Rahmaan (Allah SWT), maka barang siapa
yang menyambungkannya, Allah akan menyambungkan rahmat-Nya kepadanya, dan
barang siapa yang memutuskannya, Allah akan memutuskan rahmat-Nya kepadanya”
(H.R at-Tirmidzi).
Kasih sayang kepada sesama makhluk Allah SWT,
terutama kepada kelompok miskin dan muatadh’afin
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bisa dengan cara bertutur kata yang baik, tersenyum, berdoa
untuk kebaikan, sampai pada membebaskan mereka dari berbagai macam kesulitan
hidup.
Pada saat kita berbagi dengan dengan
sesama, menyayangi mereka dengan tulus ikhlas karena Allah semata, maka pada
saat bersamaan Allah akan merahmati dan menyayangi kita. Dan apabila Allah
sudah menyayangi kita, pasti Ia akan mengampuni dosa-dosa kita. Jangankan dosa
kecil, dosa besar sekalipun pasti akan diampuni-Nya asalkan kita meminta ampun
kepada-Nya. Hal tersebut dikarenakan kasih sayang Allah SWT. meliputi segala
sesuatu, kasih sayang-Nya senantiasa mengalahkan amarah-Nya.
Ampunan Allah SWT. yang disebabkan oleh sedekah
atau kebiasaan kita berbagi dengan sesama dijelaskan dalam banyak hadits
Rasulallah SAW. diantaranya, ”Sesungguhnya sedekah itu akan memadamkan amarah
Tuhan dan menghindarkan diri dari kematian yang buruk” (H.R. at-Tirmidzi).
Dalam hadits yang lain dinyatakan bahwa, “…Setiap kebajikan adalah sedekah, dan
ahli kebajikan di dunia mereka akan menjadi ahli kebajikan di akhirat, ahli
kemunkaran di dunia, mereka akan menjadi ahli kemungkaran di akhirat, dan orang
yang paling pertama dimasukan surga adalah ahli kebajikan” (H.R ath-Thabrany).
Menurut Abu Hurairah, Rasulallah saw
pernah bercerita, ”Saya telah melihat seseorang masuk surga, dan
bersenang-senang karenanya, hanya karena ia telah memotong satu batang pohon
yang mengganggu jalanan kaum muslimin” (H.R. Muslim).
Bayangkan oleh kita, hanya memotong dahan
pohon yang menghalangi orang berjalan saja dapat memasukan orang ke dalam
surga. Bagaimana dengan menolong sesama manusia, membebaskan mereka dari
himpitan kesulitan, memasukan kebahagiaan ke dalam hati-hati mereka, tentunya
bila semua itu kita lakukan dengan tulus ikhlas, karena iman dan mengharap
pahalanya, pasti akan memasukan kita ke dalam surga-Nya.
Puasa ramadhan yang dilakukan dengan penuh
kesadaran dan keikhlasan, pada akhirnya akan mengantarkan kita pada pencapaian
rahmat Allah SWT. tersebut. Kemampuan untuk menahan rasa lapar, dahaga dan
syahwat lainnya, padahal kita memiliki sesuatu yang dapat kita makan,
sesungguhnya sebagai simulasi jiwa dan ruhani kita dalam menghadapi godaan
hidup yang sangat berat seperti saat ini.
Di tengah persaingan hidup yang sangat
ketat dan tajam. Saat semua orang dengan sangat mudahnya mengumbar hawa
nafsunya. Nafsu untuk mengumpulkan harta. Nafsu untuk berkuasa. Dan nafsu untuk
mendapatkan penghargaan dan pujian dari orang lain. Untuk mencapainya ia
melakukan segala cara. Tidak peduli apakah itu halal ataukah haram. Tidak
penting apakah itu menyakiti orang lain ataukah tidak. Tidak jadi masalah
apakah itu mengecewakan orang lain ataukah menyenangkannya. Yang penting adalah
nafsu dia tersampaikan untuk memperoleh yang diinginkannya.
Nafsu yang terkendali dalam praktik
pelaksanaan puasa, merupakan latihan yang sangat baik bagi seorang muslim untuk
pada saatnya nanti dalam kehidupan nyata agar mampu juga mengendalikan hawa
nafsunya. Rasa lapar dan dahaga yang dirasakan orang yang sedang puasa, pada
saatnya nanti harus mampu melahirkan rasa empati dan simpati seorang muslim
terhadap sesamanya yang kurang beruntung dalam kehidupannya.
Kuncinya adalah jika kita melaksanakan
puasa dengan baik dan benar. Baik dalam niatnya dan dilaksanakan dengan penuh penghayatan. Benar dalam tata cara
pelaksanaannya sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Insya Allah
predikat menjadi orang yang bertakwa yang akan mendapatkan surga melalui pintu ar-rayyan
akan tercapai. Amiin ya rabbal ’alamiin.
Langganan:
Postingan (Atom)