Salurkan Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf anda ke ZISWAF al-Muhajirin

Panitia Renovasi Masjid Al-Muhajirin

renovasi Masjid Al-Muhajirin ke Bank Syariah Mandiri KCP Jatinangor an. Panitia Renovasi Al Muhajirin Nomor Rekening 1000-555-777

iklan

jazakamullah ahsanal jaza' semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan balasan yang terbaik. aamiin yaa robbal 'alamiin...

Senin, 07 Juli 2014

Menggapai Surga di Bulan Ramadhan



Menggapai Surga di Bulan Ramadhan

Oleh 

Abdul Wahid 


  

 Ketua Panitia Ramadhan 1435 H DKM Al-Muhajirin 

Ramadhan adalah bulan penuh rahmat dan keberkahan. Diantara keutamaan bulan ini adalah dapat menghantarkan orang yang berpuasa akan terbebas dari neraka dan tentunya akan masuk surga. Kita akan memperoleh surga manakala ampunan Allah Swt. sudah kita peroleh. Dan ampunan Allah SWT. akan diperoleh manakala kita sudah mendapat rahmat-Nya melalui pelaksanaan ibadah puasa yang baik. 
Karena surga Allah SWT. dapat kita peroleh melalui rahmat-Nya maka,  bagaimana cara kita memperoleh rahmat Allah SWT tersebut. Puasa merupakan salah satu bentuk ibadah yang mengandung nilai-nilai pendidikan baik individual maupun sosial. Orang yang berpuasa secara sengaja menahan lapar, dahaga, dan syahwat mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat karena Allah semata. Upaya seperti ini bila dilakukan dengan penuh keimanan dan kesadaran akan melahirkan sikap empati dan simpati kepada orang miskin dan mustadh’afin (orang yang tertindas).
Rasa empati dan simpati terhadap orang miskin dan mustadh’afin pada gilirannya akan melahirkan sifat dan sikap kasih sayang terhadap mereka. Sikap kasih sayang ini kemudian akan mengundang rahmat dari Allah Swt. sebagaimana ditegaskan oleh Rasulallah saw, ”Orang-orang penyayang itu akan disayangi oleh ar-Rahmaan (Yang Maha Penyayang), (oleh karena itu) sayangilah oleh kamu sekalian yang ada di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangimu. Ar-rahim (kasih sayang) itu bagian dari ar-Rahmaan (Allah SWT), maka barang siapa yang menyambungkannya, Allah akan menyambungkan rahmat-Nya kepadanya, dan barang siapa yang memutuskannya, Allah akan memutuskan rahmat-Nya kepadanya” (H.R at-Tirmidzi).
Kasih sayang kepada sesama makhluk Allah SWT, terutama kepada kelompok miskin dan muatadh’afin dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bisa dengan cara  bertutur kata yang baik, tersenyum, berdoa untuk kebaikan, sampai pada membebaskan mereka dari berbagai macam kesulitan hidup.
Pada saat kita berbagi dengan dengan sesama, menyayangi mereka dengan tulus ikhlas karena Allah semata, maka pada saat bersamaan Allah akan merahmati dan menyayangi kita. Dan apabila Allah sudah menyayangi kita, pasti Ia akan mengampuni dosa-dosa kita. Jangankan dosa kecil, dosa besar sekalipun pasti akan diampuni-Nya asalkan kita meminta ampun kepada-Nya. Hal tersebut dikarenakan kasih sayang Allah SWT. meliputi segala sesuatu, kasih sayang-Nya senantiasa mengalahkan amarah-Nya.
Ampunan Allah SWT. yang disebabkan oleh sedekah atau kebiasaan kita berbagi dengan sesama dijelaskan dalam banyak hadits Rasulallah SAW. diantaranya, ”Sesungguhnya sedekah itu akan memadamkan amarah Tuhan dan menghindarkan diri dari kematian yang buruk” (H.R. at-Tirmidzi). Dalam hadits yang lain dinyatakan bahwa, “…Setiap kebajikan adalah sedekah, dan ahli kebajikan di dunia mereka akan menjadi ahli kebajikan di akhirat, ahli kemunkaran di dunia, mereka akan menjadi ahli kemungkaran di akhirat, dan orang yang paling pertama dimasukan surga adalah ahli kebajikan” (H.R ath-Thabrany).
Menurut Abu Hurairah, Rasulallah saw pernah bercerita, ”Saya telah melihat seseorang masuk surga, dan bersenang-senang karenanya, hanya karena ia telah memotong satu batang pohon yang mengganggu jalanan kaum muslimin” (H.R. Muslim).
Bayangkan oleh kita, hanya memotong dahan pohon yang menghalangi orang berjalan saja dapat memasukan orang ke dalam surga. Bagaimana dengan menolong sesama manusia, membebaskan mereka dari himpitan kesulitan, memasukan kebahagiaan ke dalam hati-hati mereka, tentunya bila semua itu kita lakukan dengan tulus ikhlas, karena iman dan mengharap pahalanya, pasti akan memasukan kita ke dalam surga-Nya.
Puasa ramadhan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, pada akhirnya akan mengantarkan kita pada pencapaian rahmat Allah SWT. tersebut. Kemampuan untuk menahan rasa lapar, dahaga dan syahwat lainnya, padahal kita memiliki sesuatu yang dapat kita makan, sesungguhnya sebagai simulasi jiwa dan ruhani kita dalam menghadapi godaan hidup yang sangat berat seperti saat ini.
Di tengah persaingan hidup yang sangat ketat dan tajam. Saat semua orang dengan sangat mudahnya mengumbar hawa nafsunya. Nafsu untuk mengumpulkan harta. Nafsu untuk berkuasa. Dan nafsu untuk mendapatkan penghargaan dan pujian dari orang lain. Untuk mencapainya ia melakukan segala cara. Tidak peduli apakah itu halal ataukah haram. Tidak penting apakah itu menyakiti orang lain ataukah tidak. Tidak jadi masalah apakah itu mengecewakan orang lain ataukah menyenangkannya. Yang penting adalah nafsu dia tersampaikan untuk memperoleh yang diinginkannya.
Nafsu yang terkendali dalam praktik pelaksanaan puasa, merupakan latihan yang sangat baik bagi seorang muslim untuk pada saatnya nanti dalam kehidupan nyata agar mampu juga mengendalikan hawa nafsunya. Rasa lapar dan dahaga yang dirasakan orang yang sedang puasa, pada saatnya nanti harus mampu melahirkan rasa empati dan simpati seorang muslim terhadap sesamanya yang kurang beruntung dalam kehidupannya.
Kuncinya adalah jika kita melaksanakan puasa dengan baik dan benar. Baik dalam niatnya dan dilaksanakan dengan  penuh penghayatan. Benar dalam tata cara pelaksanaannya sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Insya Allah predikat menjadi orang yang bertakwa yang akan mendapatkan surga melalui pintu ar-rayyan akan tercapai. Amiin ya rabbal ’alamiin.